Universitas KH Abdul Chalim (UAC) di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, menggelar inisiatif penting dengan menggagas kolaborasi antara pemerintah dan institusi pendidikan tinggi. Langkah ini menjadi sorotan dalam acara International Conference on Research and Community Service (ICORCS) yang keempat yang diadakan di Islamic Center Surabaya pada 29 Januari 2025.
Acara dua hari ini dibuka oleh Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, bersamaan dengan kehadiran tiga ulama terkemuka dari Universitas Al Azhar, Mesir, dan Bassem Abdullah Obaid dari Universitas Al Imam Al A’dham, Irak. Pembukaan acara dilakukan dengan tradisi menabuh rebana, menciptakan suasana penuh makna dan kebersamaan.
Tema yang diangkat dalam ICORCS 4Th adalah “Kontribusi Kuasa dan Pengetahuan dalam Membentuk Peradaban Ideal untuk Stabilitas Masyarakat Global.” Rektor UAC, Mauhibur Rokhman, menekankan pentingnya riset yang memadai dalam membantu kebijakan pemerintah demi kemaslahatan masyarakat. “Tema ini diambil untuk memberikan panduan bagi para kepala daerah terpilih agar mendasarkan kebijakan politik mereka pada ilmu pengetahuan,” ungkap Gus Mauhib, sapaan akrab Rektor UAC.
Dalam paparannya, Gus Mauhib menegaskan signifikan relasi kuasa antara pemerintah dan akademisi. Ia percaya bahwa kolaborasi tersebut dapat menciptakan harmoni yang menguntungkan masyarakat melalui hasil riset yang diproduksi oleh kalangan akademisi. Ia menambahkan, “Keduanya dapat berirama dalam bingkai harmoni untuk memberi manfaat langsung kepada masyarakat.”
Selain itu, Gus Mauhib menyampaikan rasa terima kasih kepada Gubernur Khofifah atas dukungan yang diberikan dalam penyelenggaraan konferensi ini. Ia mengharapkan agar kerjasama semacam ini dapat diperluas ke daerah lain untuk memaksimalkan dampak positif bagi masyarakat. “Jika ini terjadi di daerah lain, maka masyarakat akan merasakan manfaat dari kolaborasi antara pemerintah dan kampus. Kampus bertindak sebagai penyedia pengetahuan, dan pemerintah sebagai penyusun regulasi yang baik,” katanya.
Dalam konteks ini, Gus Mauhib turut menanggapi pandangan bahwa seringkali ada kesan antagonis antara kampus dan pemerintah. Ia berpendapat bahwa kolaborasi dapat menghilangkan jarak antar keduanya. “Tidak ada antagonisme di antara keduanya, justru hubungan harmonis akan membentuk masyarakat rabbani yang berlandaskan nilai keadilan, kesejahteraan, dan keadaban,” tegasnya.
Penyelenggaraan ICORCS ini juga merupakan bentuk upaya konkret UAC untuk memberi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Gus Mauhib berkomitmen untuk menjadikan UAC sebagai kampus yang konsisten dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Kami akan terus menjadi yang terdepan dalam memberi solusi praktis terhadap persoalan yang ada,” ujarnya.
ICORCS 4Th bukan hanya sekadar konferensi, melainkan sebuah langkah strategis untuk mengintegrasikan riset dan layanan masyarakat, mendukung pengembangan kebijakan efektif, dan memperkuat sinergi antara pemerintah dan akademisi untuk mencapai kebangkitan sosial yang lebih baik.