Rumor Axiata Divestasi Saham Link Net Rp16 T, Apa yang Terjadi?

Axiata, perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, saat ini sedang berada dalam sorotan terkait rumor rencana divestasi saham PT Link Net Tbk (LINK) yang diperkirakan dapat mencapai nilai hingga Rp16 triliun. Informasi ini menarik perhatian berbagai kalangan, terutama di sektor industri telekomunikasi dan investasi, karena dampaknya yang potensial terhadap pasar terkait.

Corporate Secretary Link Net, Rininta Agustina Widya Pratika, mengonfirmasi bahwa perusahaan telah mendengar tentang adanya penjajakan pemegang saham untuk mencari investor potensial. Namun, hingga saat ini, mereka belum menerima informasi lebih lanjut mengenai rencana divestasi dari pemegang saham. “Namun, sampai saat ini, perseroan belum menerima informasi lain dari pemegang saham perseroan mengenai hal tersebut,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Rininta menegaskan bahwa jika ada informasi atau fakta material yang muncul terkait rencana tersebut, Link Net akan segera melaporkan ke otoritas terkait dan masyarakat dengan mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku. Meskipun informasi mengenai divestasi ini belum dikonfirmasi secara resmi, angka yang beredar menandakan niat Axiata untuk memperoleh keuntungan besar melalui pelepasan saham LINK.

Diperkirakan, nilai divestasi saham LINK boleh jadi mencapai US$1 miliar, yaitu sekitar Rp16 triliun. Ini menjadi menarik mengingat sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah mengakuisisi sebanyak 20 persen saham LINK dengan harga Rp4.800 per saham pada pertengahan tahun 2022. Selain itu, Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd, yang merupakan anak perusahaan di bawah Axiata Group, memiliki porsi kepemilikan yang lebih besar, yaitu 46,03%. Dengan demikian, saat ini total saham Axiata di LINK mencapai 75,42%, dengan EXCL menyusul di posisi kedua dengan 19,22% kepemilikan.

Rencana divestasi ini juga menjadi konteks penting bagi Axiata, yang sebelumnya sudah mengalihkan sejumlah aset dari LINK ke EXCL. Pada tahun lalu, EXCL menyelesaikan transaksi pengambilalihan unit bisnis residensial LINK senilai Rp1,87 triliun. Unit tersebut meliputi berbagai layanan seperti internet, IPTV, dan layanan PayTV, serta menawarkan nilai tambah dalam bentuk penyimpanan cloud dan smart home.

Beberapa alasan di balik langkah strategis ini termasuk potensi pasar layanan fixed broadband (FBB) dan fixed mobile convergence (FMC) yang sangat menjanjikan. Axiata melihat bahwa pengambilalihan ini akan memfasilitasi pertumbuhan lebih lanjut dalam segmen bisnis ini, yang selama ini dianggap memiliki peluang ekspansi yang signifikan.

Sementara itu, masyarakat umum terus mengamati dinamika ini, mengingat kepemilikan saham publik di LINK berada di kisaran 1,46%, yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap menjadi bagian penting dari ekosistem investasi di Indonesia. Dengan informasi yang beredar mengenai potensi divestasi Axiata, investor dan pemangku kepentingan di industri ini patut bersiap menghadapi perubahan yang mungkin akan terjadi dalam struktur kepemilikan dan dinamika pasar.

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Axiata, tidak diragukan lagi bahwa rencana divestasi ini akan memengaruhi arah investasi di sektor telekomunikasi Indonesia dan berpotensi membuka jalan bagi pemain baru untuk memasuki pasar yang semakin kompetitif ini.

Exit mobile version