Meta Platforms Inc., perusahaan induk dari Instagram dan Facebook, berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 5% dari total karyawannya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh CEO Mark Zuckerberg untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta mempercepat manajemen terhadap karyawan yang berkinerja buruk.
Sebanyak 72.000 karyawan yang bekerja di Meta hingga September 2024 akan terdampak dari keputusan ini. Dengan pemutusan hubungan kerja yang mencapai 5%, diperkirakan sekitar 3.600 orang akan kehilangan pekerjaan mereka. Pemberitahuan resmi kepada para karyawan yang terpengaruh dijadwalkan akan dilakukan paling lambat pada 10 Februari 2025.
Zuckerberg mengungkapkan bahwa keputusan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan menyingkirkan karyawan berperforma rendah diambil untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif. Dalam pernyataannya, ia menegaskan, “Saya telah memutuskan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan menyingkirkan karyawan dengan kinerja buruk lebih cepat.” Hal ini menunjukkan perubahan strategi dalam pengelolaan sumber daya manusia di Meta, di mana sebelumnya perusahaan cenderung melakukan evaluasi kinerja secara tahunan.
Inisiatif pemutusan hubungan kerja berbasis kinerja ini bukanlah yang pertama kalinya bagi Meta. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah melakukan langkah serupa, termasuk pemberhentian 10.000 pekerja pada tahun 2023 dan 11.000 karyawan pada tahun sebelumnya. Dalam konteks ini, tindakan yang akan datang merupakan bagian dari siklus perbaikan berkelanjutan yang bertujuan untuk mempertahankan daya saing dan efektivitas organisasi.
Selain fokus pada PHK, Zuckerberg juga menjelaskan bahwa Meta akan berusaha untuk mengisi kembali posisi yang kosong dengan karyawan baru yang memiliki potensi lebih baik. “Kami biasanya menyingkirkan orang-orang yang tidak memenuhi harapan selama setahun, tetapi sekarang kami akan melakukan pemutusan hubungan kerja berbasis kinerja yang lebih luas selama siklus ini,” lanjutnya. Dengan demikian, perusahaan berharap dapat memperkuat timnya di bidang-bidang kunci yang dianggap penting untuk pertumbuhan masa depan.
Meta juga melakukan penambahan anggota direksi dengan menunjuk beberapa ahli baru, termasuk Charlie Songhurst, mantan eksekutif Microsoft, dan John Elkann, CEO Exor NV, untuk membantu perusahaan menghadapi peluang di era digital yang semakin berkembang. Perubahan dalam jajaran direksi ini diharapkan dapat membawa perspektif dan keahlian baru dalam menghadapi tantangan di bidang kecerdasan buatan (AI) dan teknologi lainnya.
Zuckerberg sendiri telah berupaya merombak struktur perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, terutama seiring dengan fokus Meta ke arah pengembangan AI dan metaverse—dunia digital yang diharapkan menjadi ruang interaksi di masa depan. Langkah strategis ini, meskipun menyakitkan bagi sejumlah karyawan, diharapkan dapat membantu perusahaan beradaptasi dan berkembang di tengah perubahan teknologi yang cepat.
Dalam situasi ini, karyawan yang terpengaruh oleh PHK diharapkan mendapatkan dukungan yang memadai dalam transisi karir mereka, menjaga reputasi Meta sebagai salah satu perusahaan teknologi terkemuka dalam pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu tantangan bagi Zuckerberg dan timnya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan tetap inovatif dan produktif, bahkan di tengah pengurangan tenaga kerja yang signifikan.