Beijing, Cung Media – Menghadapi tren penurunan penjualan yang signifikan, Apple kini berada dalam situasi sulit di pasar China. Penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset Canalys mengungkapkan bahwa pengiriman iPhone di negara tersebut mengalami penurunan tahunan sebesar 15 persen pada 2024. Hal ini menandakan tantangan besar bagi raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut, yang kini harus bersaing dengan ponsel lokal yang semakin kuat, seperti Huawei dan Vivo.
Penurunan penjualan ini mencerminkan kinerja terburuk Apple di China dalam beberapa tahun terakhir, dengan kontraksi terjadi di seluruh kuartal tahun, termasuk penurunan mencolok sebesar 25 persen pada kuartal terakhir. Selama 2024, Vivo, yang menawarkan ponsel berbiaya rendah, berhasil menguasai sekitar 17 persen pangsa pasar, diikuti oleh Huawei yang mencatatkan 16 persen, dan Apple dengan 15 persen.
Toby Zhu, peneliti dari Canalys, menyatakan, “Ini menandai kinerja tahunan terburuk Apple di China.” Penurunan ini menyebabkan Apple kehilangan jejak dalam segmen pasar premium, di mana inovasi berkelanjutan dari Huawei, peluncuran ponsel lipat baru, dan loyalitas konsumen terhadap merek Android seperti Xiaomi dan Vivo, terus menekan pangsa pasar Apple.
Selain tantangan dari lawan-lawan lokal, ketidakhadiran fitur kecerdasan buatan (AI) pada iPhone 16 series juga berkontribusi pada berkurangnya daya tarik produk Apple di pasar Asia, khususnya di China. Meskipun Apple sebelumnya mengalami pertumbuhan yang kuat dalam empat tahun setelah sanksi AS terhadap Huawei pada 2019, kini kondisi telah berubah dan Huawei kembali bangkit dengan peluncuran teknologi baru yang menggugah di segmen premium.
Untuk menghadapi kesulitan ini, Apple terpaksa menerapkan strategi diskon yang jarang terjadi. Dalam upaya untuk merangsang penjualan, perusahaan tersebut melaksanakan promosi besar-besaran di China dari 4 hingga 7 Januari 2025, menawarkan potongan harga hingga 500 Yuan (sekitar Rp1,1 juta) untuk produk iPhone 16 melalui saluran resminya. Langkah ini diikuti oleh platform e-commerce besar di China, Tmall, yang memberikan diskon hingga 1.000 Yuan (sekitar Rp2,2 juta) untuk seri iPhone 16.
Keberhasilan merek-merek lokal seperti Xiaomi, yang mencatatkan pertumbuhan paling signifikan dengan peningkatan pengiriman sebesar 29 persen pada kuartal keempat, menunjukkan bahwa persaingan di pasar smartphone semakin ketat. Oppo dan Vivo juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 18 persen dan 14 persen, yang menegaskan bahwa Apple perlu mencari cara baru untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.
Dalam konteks persaingan yang semakin mendalam di pasar China, Apple menghadapi tantangan berat tidak hanya dari segi produk, tetapi juga dalam strategi pemasaran dan peluncuran produk. Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan pasar yang dinamis mungkin menjadi kekurangan fatal bagi Apple, yang dulunya menguasai pasar dengan produk-produk inovatif dan kualitas tinggi. Ke depannya, perusahaan perlu lebih memperhatikan bagaimana membangun kembali kepercayaan konsumen di pasar yang penuh dengan pilihan-pilihan menggoda dari produsen lokal yang agresif.