Setelah merilis laporan pendapatan kuartal keempat kemarin, T-Mobile mengadakan panggilan konferensi yang dihadiri oleh CEO Mike Sievert. Dalam kesempatan tersebut, Sievert membahas berbagai peluang pendapatan alternatif yang akan diambil perusahaan, khususnya seiring dengan kedatangan COO baru, Srinivasan Gopalan, pada bulan Maret. Hal ini memberi Sievert lebih banyak waktu untuk fokus pada aspek-aspek lainnya dalam bisnis T-Mobile, termasuk kecerdasan buatan (AI), konektivitas satelit, dan teknologi network slicing.
Salah satu sorotan utama yang dibahas adalah teknologi network slicing. Fitur ini memanfaatkan jaringan 5G Standalone (SA) T-Mobile untuk menawarkan bagian dari jaringan 5G kepada pelanggan tertentu, sehingga dapat memenuhi kebutuhan spesifik mereka tanpa mengganggu layanan kepada pelanggan lainnya. Sebagai contoh, sebuah potongan jaringan 5G dapat diatur untuk mobil otonom, menjamin konektivitas 5G yang stabil sehingga kendaraan tersebut dapat beroperasi dengan aman. Sievert menekankan bahwa pengenalan network slicing ini akan memberikan tambahan pendapatan karena pelanggan bisnis T-Mobile akan membayar untuk teknologi tersebut.
Menurut Sievert, T-Mobile berpotensi melihat peningkatan pangsa pasar karena semakin banyak pengguna smartphone yang beralih ke operator ini berkat fitur-fitur barunya. Meskipun perusahaan awalnya berhati-hati dalam membahas teknologi ini, Sievert menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan dan mengembangkan model bisnis yang konkret. “Kami menunggu lama sebelum mulai membicarakan semua ini, karena kami ingin melihat model bisnis yang nyata berkembang di sekelilingnya,” ujar Sievert.
Di samping itu, T-Mobile juga merencanakan penawaran konektivitas satelit. Layanan ini hanya akan tersedia pada paket paling mahal yang ditawarkan, dengan harapan pelanggan yang menggunakan paket lebih murah akan beralih ke paket yang lebih mahal untuk bisa menikmati layanan tersebut. Sievert menambahkan kemungkinan penggunaan harga a la carte untuk pelanggan yang tidak memiliki paket termasuk layanan satelit. “Bagi mereka yang tidak memiliki paket yang mencakup ini, dan banyak pelanggan lainnya, mungkin ada peluang di sana,” katanya.
AI juga menjadi perhatian penting dalam strategi pendapatan T-Mobile. Meskipun Sievert tidak secara spesifik menyebutkan adanya peningkatan permintaan akan jaringan akibat lalu lintas dari layanan AI, ia percaya bahwa AI dapat menjadi peluang bagi T-Mobile untuk menunjukkan keunggulan jaringan 5G-nya. “Pertumbuhan AI dan beban kerja AI akan menjadi cara bagi kami untuk semakin menunjukkan diferensiasi [jaringan], terutama ketika AI mulai melompat dari antarmuka berbasis teks ke video, audio, dan gambar,” kata Sievert.
Kinerja T-Mobile di pasar saat ini tetap mengesankan, melampaui para pesaingnya dalam angka kuartalan. Para analis dari MoffettNathanson juga mendukung pandangan ini, menyatakan, “T-Mobile masih unggul jauh dibandingkan kompetitornya.” Dengan berbagai strategi inovatif ini, T-Mobile berkomitmen untuk terus memperluas dan memaksimalkan pendapatannya di tengah persaingan yang ketat di industri telekomunikasi.