Indonesia Berpotensi Pimpin Ekonomi Digital ASEAN, Begini Faktanya!

Pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya keras untuk mempercepat transformasi digital guna mendukung kemandirian ekonomi, penguasaan teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Usaha tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan digitalisasi sebagai faktor kunci dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan tekad pemerintah dalam mempercepat digitalisasi di berbagai sektor, termasuk pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan ekonomi digital. Dalam pernyataannya, Meutya mengatakan, “AI kini menjadi arena kompetisi global. Indonesia tidak bisa hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi harus membangun ekosistem digital yang mandiri dan kompetitif.”

Menurutnya, inovasi dan strategi dalam teknologi lebih penting dibandingkan sekadar besarnya modal investasi. Dia meramalkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk memimpin pasar Asia Tenggara dalam era digitalisasi. “Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi digital, dengan Gross Merchandise Value (GMV) yang diperkirakan mencapai USD 90 miliar pada tahun 2024. Dengan strategi yang tepat, kita bisa menjadi pemain utama di Asia Tenggara,” ungkap Meutya.

Ada tiga pilar utama yang menjadi fokus pemerintah dalam transformasi digital, yaitu inklusif, memberdayakan, dan terpercaya. Pilar inklusif berupaya memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat dan industri terlibat dalam ekosistem digital. Sedangkan pilar memberdayakan menekankan pentingnya teknologi yang memberikan manfaat nyata dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta jauh dari penyalahgunaan untuk aktivitas ilegal, seperti judi online atau pinjaman ilegal. Terakhir, pilar terpercaya berfokus pada pengamanan data dan menjaga kedaulatan digital Indonesia.

Menjelang 2025, Indonesia bersiap untuk menghadapi bonus demografi 2030, di mana 68 persen populasi diprediksi berada dalam usia produktif. Meutya Hafid mengungkapkan, “Ini adalah peluang besar. Kita harus memastikan generasi muda siap bersaing secara global dengan 9 juta talenta digital yang kompeten.”

Dalam menjalankan transformasi digital, Menkomdigi menekankan bahwa tugas ini tidak hanya berada di pundak pemerintah. Dia mengajak berbagai elemen, termasuk industri, akademisi, media, dan masyarakat, untuk secara kolaboratif membangun ekosistem digital yang kuat. “Kita harus bergerak bersama, dengan visi yang jelas dan keberanian untuk berinovasi. Masa depan digital Indonesia ada di tangan kita semua,” tegasnya.

Dengan berbagai upaya yang sedang dilakukan, Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam ekonomi digital di kawasan ASEAN. Mengingat besarnya pasar dan dukungan dari pemerintah, transformasi digital yang diusung bisa menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pertanyaannya kini adalah seberapa cepat dan efektif kolaborasi antara pemerintah dan seluruh komponen masyarakat dapat dilaksanakan untuk menciptakan ekosistem digital yang tidak hanya unggul, tetapi juga inklusif dan terpercaya.

Exit mobile version