Microsoft terus menunjukkan kekuatan dan inovasinya dalam industri teknologi, terutama dengan mengandalkan kecerdasan buatan (AI). Dalam laporan keuangan terbaru, perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Redmond, Washington, ini meraup pendapatan sebesar US$ 13 miliar pada semester II 2024 dari bisnis AI. Nilai tersebut setara dengan Rp 212 triliun, berdasarkan kurs Rp 16.312 per dolar AS, dan mencerminkan lonjakan yang signifikan sebesar 175% dibandingkan tahun lalu.
CEO Microsoft, Satya Nadella, dalam Earnings Call yang berlangsung pada Rabu, 29 Januari 2024, menyatakan bahwa bisnis AI yang dijalankan oleh Microsoft telah melampaui ambang pendapatan tahunan yang cukup signifikan. “Bisnis AI kami telah melampaui tingkat pendapatan tahunan sebesar US$ 13 miliar, naik 175% dari tahun ke tahun,” ungkap Nadella. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk berinovasi serta membantu pelanggan memanfaatkan teknologi AI guna meningkatkan pengembalian investasi (ROI) mereka.
Selain pertumbuhan pesat dalam sektor AI, Microsoft juga mencatatkan peningkatan keuntungan secara keseluruhan. Pada semester II 2024, perusahaan melaporkan total pendapatan mencapai US$ 69,6 miliar (sekitar Rp 1.135 triliun), naik dari US$ 62 miliar (Rp 1.011 triliun) pada semester II 2023. Peningkatan pendapatan ini juga termasuk pertumbuhan 10% di segmen lain, dengan laba per saham terdilusi yang meningkat 10% menjadi US$ 3,23.
Meski menghadapi tantangan di sektor gaming, di mana keuntungan keseluruhan turun 7% dan penjualan perangkat keras Xbox merosot hingga 29%, Microsoft tetap optimis. Nadella menjelaskan bahwa perusahaan terus berupaya memperbesar skala operasional mereka di seluruh dunia, yang mencakup pengembangan cloud komersial. “Kami juga fokus menjaga keseimbangan yang tepat di seluruh pelatihan dan inferensi, serta distribusi,” terangnya.
Sebagai langkah strategis, Microsoft telah mengalihkan fokus dari perangkat Xbox dan kini mengarahkan perhatian pada pengembangan layanan serta permainan, memberikan dampak positif pada segmen pendapatan yang berkaitan dengan konten dan layanan Xbox. Meskipun penjualan perangkat keras Xbox mengalami penurunan, pendapatan dari konten dan layanan Xbox tercatat naik 2%, didorong oleh pertumbuhan Xbox Game Pass.
Revolusi dalam teknologi AI yang didorong oleh Microsoft bukan hanya memperkuat posisinya di pasar, tetapi juga membantu banyak perusahaan lain dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi canggih ini. Dengan investasinya yang terus berlanjut dalam AI, Microsoft berkomitmen untuk tetap berada di garis depan inovasi teknologi, sambil memberikan solusi yang mampu mengoptimalkan performa dan efisiensi berbagai sektor industri.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa Microsoft tidak hanya sekadar bertahan dalam kompetisi pasar, tetapi juga berupaya untuk memimpin dengan inovasi yang dapat mengubah cara perusahaan beroperasi dan berinteraksi dengan teknologi di masa depan. Seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada AI, langkah-langkah yang diambil oleh Microsoft bisa menjadi contoh bagi banyak perusahaan untuk mengejar keunggulan di era digital ini.