Respons Toyota Usai BI Pangkas Suku Bunga: Apa yang Terjadi?

PT Toyota Astra Motor (TAM) memberikan respons yang positif terhadap keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate dari 6% menjadi 5,75%. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan mendorong penjualan mobil di pasar otomotif Indonesia. Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director Toyota Astra Motor, menyatakan bahwa penurunan suku bunga merupakan sinyal dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pasar.

“Diambilnya kebijakan ini sedikit banyak mengisyaratkan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan market. Semoga dampaknya bisa terasa sejak awal 2025 ini,” ujar Anton dalam sebuah wawancara. Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan masyarakat akan lebih berani untuk melakukan pembelian kendaraan, baik secara tunai maupun melalui skema pembiayaan.

Toyota berkomitmen untuk mempermudah akses pelanggan terhadap produk-produk mereka. Beberapa langkah yang akan diambil mencakup penyediaan opsi pembiayaan yang lebih fleksibel, seperti tenor yang lebih panjang dan uang muka (DP) yang lebih rendah. Selain itu, pihaknya juga akan menyediakan paket lengkap yang mencakup bebas biaya jasa servis dan suku cadang selama tiga tahun. Ini merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan konsumen yang semakin beragam, baik untuk penggunaan pribadi maupun fleet.

Melihat data penjualan, Toyota berhasil membukukan penjualan wholesales sebanyak 288.982 unit dan penjualan ritel sebanyak 293.788 unit selama tahun 2024. Model-model yang menjadi tulang punggung penjualan mereka meliputi Avanza-Veloz, Kijang Innova, Calya, Rush, dan Agya. Meski mendapat tantangan berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang dikenakan sebesar 12% serta pungutan opsen pajak oleh pemerintah daerah, Toyota tetap optimis bahwa pasar otomotif akan menunjukkan peningkatan pada tahun 2025.

Adanya insentif terbaru pemerintah untuk mobil hybrid yang diproduksi secara lokal juga memberikan harapan baru bagi industri otomotif di Indonesia. Pemerintah memberikan insentif pajak penjualan atas barang mewah yang ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3% untuk mobil hybrid. Hal ini bertepatan dengan portofolio Toyota yang sudah memiliki beberapa model hybrid lokal seperti Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, yang memiliki kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 70%.

Dalam upaya menjaga momentum pertumbuhan, Toyota juga mengumumkan rencana untuk meluncurkan model elektrifikasi baru di tahun ini. “Tahun ini Toyota pastinya akan kembali meluncurkan model elektrifikasi. Oleh karena itu, mohon untuk ditunggu ya,” kata Anton. Peluncuran ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi Toyota di pasar, tetapi juga mendukung inisiatif keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon yang menjadi perhatian global.

Sejumlah analis mengamati bahwa penurunan suku bunga acuan oleh BI dapat menjadi stimulus positif bagi sektor otomotif yang telah mengalami beberapa tantangan di tahun-tahun sebelumnya. Dengan berbagai kebijakan dan strategi ke depan, Toyota berupaya tidak hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk meraih peluang baru di pasar yang terus berkembang ini.

Exit mobile version