X Terus Disoal di Eropa: Apa Artinya Bagi Masa Depan Kita?

Komisi Eropa terus menekan platform media sosial X untuk mematuhi ketentuan yang dirumuskan dalam Undang-Undang Layanan Digital (Digital Services Act/DSA). Langkah ini diambil menyusul adanya temuan awal yang menunjukkan bahwa X melanggar beberapa ketentuan yang diatur oleh DSA. Hal ini mengindikasikan bahwa X dianggap belum sepenuhnya transparan dalam praktik moderasi konten dan pengiklanan, serta memberikan akses data terbatas bagi para peneliti.

Henna Virkkunen, wakil presiden eksekutif Komisi Eropa untuk kedaulatan, keamanan, dan demokrasi teknologi, mengonfirmasi bahwa X diminta untuk menyerahkan dokumentasi internal mengenai sistem rekomendasi mereka. Permintaan ini mencakup informasi terbaru mengenai modifikasi yang dilakukan pada algoritme yang mengatur bagaimana konten disajikan kepada pengguna. Batas waktu untuk menyerahkan dokumen tersebut adalah pada 15 Februari 2024.

Pemilik X, Elon Musk, juga diminta untuk menyimpan dokumen terkait desain dan fungsi algoritme sampai akhir 2025, kecuali penyelidikan tersebut selesai lebih cepat. Komisi Eropa melanjutkan dengan meminta akses ke API komersial tertentu dari X, yang berfungsi untuk memfasilitasi pemeriksaan praktik moderasi konten yang dilakukan oleh platform tersebut.

Investigasi terhadap X dimulai pada bulan Desember 2023. Dalam laporan awal yang dirilis pada bulan Juli 2024, Komisi Eropa menemukan bahwa X diduga melakukan pelanggaran terhadap DSA pada beberapa titik. Temuan tersebut mencakup penggunaan pola gelap, kekurangan transparansi dalam iklan, serta keterbatasan akses data bagi para peneliti yang bertujuan untuk meneliti dampak sosial media pada pemilu dan informasi publik.

Di tengah sorotan ini, Elon Musk menghadapi kritik dari sejumlah politisi Eropa. Beberapa di antaranya menuduhnya melakukan intervensi dalam proses pemilu, terutama setelah Musk terlibat dalam diskusi online dengan pemimpin partai sayap kanan Jerman, Alternative für Deutschland (AfD). Hal ini semakin memperuncing ketegangan antara Musk dan badan-badan regulasi di Uni Eropa yang menginginkan lebih banyak transparansi dari platform-platform besar.

Komisi Eropa menyatakan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa platform media sosial, termasuk X, beroperasi dengan cara yang tidak hanya menguntungkan pemiliknya, tetapi juga memenuhi standar keselamatan dan transparansi yang telah ditetapkan untuk melindungi masyarakat. Dengan adanya DSA, regulasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan akuntabel.

Sejumlah poin penting dalam konteks penyelidikan ini meliputi:

  1. Kepatuhan DSA: Komisi Eropa menginvestigasi X untuk memastikan kepatuhan terhadap Undang-Undang Layanan Digital yang menetapkan kewajiban bagi platform besar.
  2. Dokumentasi Internal: X diminta untuk menyerahkan dokumentasi terkait sistem rekomendasi dan algoritme mereka.
  3. Akses Data: Permintaan untuk menyediakan akses ke API komersial demi transparansi dalam moderasi konten dan pengiklanan.
  4. Temuan Awal: Penemuan awal menunjukkan pelanggaran yang serius oleh X, termasuk praktik yang tidak transparan.
  5. Interaksi dengan Politisi: Tindakan Musk berpotensi mengganggu integritas pemilu di Eropa, menciptakan ketegangan dengan regulator.

Ketegangan antara X dan Komisi Eropa ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh platform media sosial dalam mengelola tanggung jawab mereka terhadap pengguna dan masyarakat yang lebih luas. Regulasi yang ketat diharapkan dapat mendorong perubahan positif dalam cara platform-platform ini beroperasi.

Exit mobile version