Microsoft tetap bersikukuh dengan persyaratan perangkat keras untuk Windows 11, meskipun pengembang terus mencari cara untuk mengelak dari batasan tersebut. Dalam sebuah prestasi yang mengesankan, developer @NDTEV_, pencipta modifikasi Windows yang dikenal sebagai Tiny11, telah berhasil menjalankan Windows 11 24H2 dengan hanya menggunakan RAM sebanyak 184MB. Ini merupakan rekor baru di dunia modifikasi sistem operasi, meskipun dengan sejumlah konsekuensi.
Sebelumnya, pengembang yang sama sudah menunjukkan kemampuan menjalankan Windows 11 22H2 dengan 176MB RAM. Namun, untuk Windows 11 24H2, tampaknya modifikasi yang dilakukan lebih mendalam. Meskipun OS tersebut dioperasikan dalam mode aman, prestasi ini sangat mencolok mengingat bahwa persyaratan RAM minimum untuk menjalankan Windows 11 secara resmi jauh lebih tinggi, yaitu 2GB untuk versi Enterprise LTSC, dan 4GB untuk versi Home dan Pro.
Penggunaan Windows 11 dalam kondisi seperti ini tidaklah tanpa risiko. Meskipun memungkinkan untuk multitasking, kinerja sistem sangat lambat, dan pembukaan aplikasi menjadi proses yang menyakitkan. Hal ini menunjukkan betapa besar perbedaan antara pengalaman pengguna pada perangkat keras yang sesuai dan yang tidak.
Beberapa poin penting terkait pencapaian ini meliputi:
1. Microsoft tetap teguh pada persyaratan perangkat kerasnya, termasuk keharusan TPM 2.0.
2. Windows 11 berhasil dijalankan pada RAM yang kurang dari batas minimum dengan menggunakan modifikasi tertentu.
3. Operasional dalam mode aman berarti kemungkinan akan kehilangan beberapa fitur penting.
Meski ada potensi untuk menjalankan Windows 11 pada perangkat keras tua atau tidak layak, hal ini bukanlah pilihan bijak bagi pengguna yang bergantung pada komputer untuk pekerjaan sehari-hari. Penggunaan seperti ini dapat berakibat pada hilangnya fitur yang esensial dan munculnya kesalahan tak terduga saat bekerja dengan data penting.
Meski bisa menjadi eksperimen yang menarik, pengguna disarankan untuk hanya mencoba Windows 11 pada mesin virtual jika ingin menjelajahi OS tersebut tanpa merusak produktivitas utama mereka. Desakan untuk menjelajahi batasan perangkat keras ini mencerminkan hasrat komunitas pengembang dan pengguna untuk terus menemukan cara baru dalam menggunakan teknologi, meski harus dilakukan dengan kebijaksanaan.
