Dalam upaya mempercepat waktu panen dan meningkatkan produktivitas pertanian, teknologi rumah kaca atau green house kini menjadi salah satu solusi yang banyak diterapkan di Indonesia. Teknologi ini tidak hanya membantu petani untuk mendapatkan hasil panen lebih cepat, tetapi juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang digagas oleh PBB, terutama dalam mengakhiri kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan.
Program transformasi teknologi rumah kaca ini merupakan salah satu inisiatif yang diprakarsai oleh BRI Life. Dalam pelaksanaan program di Pondok Pesantren Toyyiba Al Islamy, Lembang, Bandung Barat pada 19 Desember 2024, pihak BRI Life melakukan instalasi irigasi tetes dan sistem sirkulasi. Hal ini diharapkan mampu mempersingkat waktu panen hingga 20 hari sekali. Dengan adanya teknologi ini, petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman sayuran mereka, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan lebih efisien.
Keunggulan teknologi rumah kaca terletak pada beberapa aspek, antara lain:
- Peningkatan Produktivitas: Penggunaan rumah kaca dapat meningkatkan hasil panen tanaman sayuran dengan memberikan kontrol lebih baik terhadap lingkungan tumbuh, seperti suhu dan kelembapan.
- Meningkatkan Modal Usaha: Aktivitas budidaya tanaman di dalam rumah kaca berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan bagi pesantren dan masyarakat sekitar, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
- Efisiensi Waktu Panen: Dengan penerapan teknologi ini, waktu panen yang sebelumnya lebih lama dapat dipersingkat menjadi 20 hari, memungkinkan distribusi hasil panen lebih cepat.
- Metoda Irigasi yang Canggih: Penggunaan irigasi tetes tidak hanya menghemat air tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam pemberian nutrisi pada tanaman.
- Sistem Sirkulasi: Implementasi sistem sirkulasi dalam rumah kaca memastikan sirkulasi udara yang baik, mencegah penyakit tanaman dan meningkatkan kesehatan tanaman.
Ade Nasution, Corporate Secretary BRI Life, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen BRI Life untuk mendukung SDGs melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). “Green house meningkatkan produktivitas tanaman sayuran untuk kecukupan pangan, menjadikan kegiatan budidaya tanaman sebagai penguatan modal usaha pesantren,” ujar Ade.
Dengan inovasi dan penerapan teknologi pertanian modern seperti green house, harapan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan masyarakat semakin nyata. Program ini tidak hanya berdampak di tingkat lokal tetapi juga sejalan dengan tujuan global untuk mengatasi permasalahan pangan dan kemiskinan, serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.