Teknologi

Telkomsel, Indosat, dan XLSmart: Siaga Penuh, Waspada Ancaman!

Jakarta, Cung Media – Ancaman siber terus menghantui berbagai sektor di Indonesia, termasuk penyedia layanan telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), dan XLSmart. Data terbaru dari Kaspersky menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan jumlah serangan siber, ketiga perusahaan ini harus tetap waspada terhadap meningkatnya potensi kejahatan siber di era digital.

Pada kuartal IV 2024, Kaspersky mencatat sebanyak 3.904.883 serangan siber berbasis web berhasil dideteksi dan diblokir di tanah air. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 15,42 persen dibandingkan dengan kuartal III 2024, yang mencatat 4.616.837 deteksi. Namun, meskipun terdapat penurunan, sekitar 16,4 persen pengguna di Indonesia tetap menghadapi ancaman online, menjadikan negara ini berada pada peringkat 101 dunia terkait bahaya saat menjelahi web.

Kedua pihak, Telkomsel dan Indosat, harus menyadari bahwa mereka merupakan target utama para peretas, mengingat banyaknya data sensitif yang dikelola oleh kedua perusahaan besar ini. Sebagai bagian dari upaya strategis dalam mengatasi tantangan ini, kedua perusahaan akan diharapkan untuk mengimplementasikan teknologi terkini dalam keamanan siber. Hal ini termasuk penerapan solusi berbasis machine learning dan analisis perilaku untuk memitigasi serangan yang semakin canggih.

Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, memperingatkan bahwa meskipun terdapat peningkatan kesadaran mengenai keamanan siber yang diindikasikan dengan penurunan angka serangan yang berhasil diblokir, hal tersebut bukan alasan untuk berpuas diri. "Individu dan bisnis harus memiliki visi untuk selalu selangkah lebih maju dalam membangun keamanan yang terbaik," ujarnya.

Berikut adalah beberapa langkah yang direkomendasikan untuk Telkomsel, Indosat, dan XLSmart dalam menjaga keamanan siber mereka:

  1. Penerapan Teknologi Keamanan Canggih: Mengadopsi teknologi yang memanfaatkan analisis perilaku dan machine learning untuk deteksi proaktif terhadap ancaman.

  2. Pendidikan Pengguna: Meningkatkan kesadaran pengguna tentang risiko keamanan siber dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri.

  3. Regulasi Perlindungan Data: Memastikan bahwa perlindungan data pribadi menjadi prioritas utama dalam semua kebijakan dan praktik keamanan yang diimplementasikan.

  4. Tim Keamanan yang Terlatih: Mengembangkan tim operasi keamanan yang terlatih untuk memantau dan mengatasi potensi ancaman dengan cepat serta efektif.

  5. Kolaborasi dengan Lembaga Keamanan: Membangun kerjasama dengan lembaga keamanan siber untuk berbagi informasi dan strategi dalam menangani serangan siber.

Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga akan semakin mendominasi masa depan industri, di mana Indonesia menunjukkan tingkatan kesiapan 61,03 persen untuk penerapan AI. Komitmen pemerintah dalam meningkatkan keamanan siber sejalan dengan upaya untuk memanfaatkan AI dan teknologi lainnya sebagai bagian dari transformasi digital. Dengan adanya ancaman yang terus berkembang, penting bagi Telkomsel, Indosat, dan XLSmart untuk beradaptasi dan memperkuat pertahanan mereka.

Ancaman keamanan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab penyedia layanan telekomunikasi, tetapi juga harus menjadi perhatian bersama seluruh pihak, termasuk pengguna, pemerintah, dan industri. Keamanan siber yang solid akan memerlukan kolaborasi yang harmonis untuk melindungi data dan memastikan keberlanjutan dalam era digital yang semakin kompleks.

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button