Teknologi

Steam Brick: Steam Deck Tanpa Layar dan Kontroler, Apa Kegunaannya?

Seorang pengembang bernama crastinator-pro di GitHub telah menciptakan sebuah inovasi menarik bernama “Steam Brick,” yaitu versi dekontruksi dari Steam Deck yang tidak memiliki layar atau kontroler. Inovasi ini menunjukkan bagaimana sebuah perangkat gaming dapat dimodifikasi untuk menjadi lebih portable tanpa mengorbankan kemampuan inti dari gaming itu sendiri. Menurut crastinator-pro, tujuan dari pembuatan Steam Brick adalah untuk mengatasi kendala transportasi dari Steam Deck yang dianggap terlalu besar untuk dibawa bepergian.

Steam Deck, perangkat gaming portabel yang populer, memang dikenal dengan desainnya yang cukup besar dan bobotnya yang signifikan. Dalam upayanya untuk menciptakan Steam Brick, crastinator-pro menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu, seperti layar dan kontroler, dan menyusun kembali komponen perangkat lunak yang inti saja, sehingga menghasilkan sebuah perangkat mirip “bata” yang masih sanggup menjalankan game. Ini memungkinkan pengguna untuk menikmati pengalaman gaming di mana saja tanpa harus repot membawa perangkat lengkap yang cenderung memakan banyak ruang di tas.

Latar belakang dari proyek ini berasal dari pengalaman pribadi crastinator-pro saat menggunakan Steam Deck, di mana ia menemukan bahwa perangkat tersebut seringkali ditinggalkan di rumah karena tidak cukup portable untuk dibawa dalam tas sehari-hari. Dalam penjelasannya, ia mengatakan, “Steam Deck telah menjadi pengubah permainan untuk perjalanan, tetapi saya seringkali meninggalkannya karena tidak muat di tas saya, mengambil ruang besar di bagasi, dan merepotkan untuk dikeluarkan dari kompartemen atas ketika ingin menggunakannya.”

Keputusan untuk merakit Steam Brick bertujuan untuk menghadirkan solusi lebih ringkas dan ringan. Dengan menghilangkan fitur-fitur yang dianggap kurang krusial bagi pengalaman gaming saat bepergian, crastinator-pro berharap bisa menarik perhatian para gamer yang juga sering bepergian.

Salah satu aspek menarik dari proyek ini adalah keterbukaan untuk diakses dan direplikasi oleh orang lain. Pengguna yang tertarik dapat mengunjungi halaman GitHub milik crastinator-pro untuk melihat proses pembuatan Steam Brick. Meski halaman tersebut bukan panduan lengkap, ia memberikan sorotan bagaimana proses tersebut dilakukan, serta ide tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan.

Steam Brick ini bukan hanya sekadar proyek individu; hal ini menunjukkan tren inovasi di kalangan pengguna perangkat gaming, yang terus mencari cara untuk meningkatkan pengalaman mereka. Beberapa poin penting terkait Steam Brick meliputi:

1. Steam Brick adalah versi Steam Deck yang telah didekonstruksi dengan hanya menampilkan hardware inti.
2. Ukurannya yang lebih kecil membuatnya lebih portabel dan praktis untuk dibawa bepergian.
3. Informasi lebih lengkap tentang cara membuat Steam Brick dapat ditemukan di GitHub.

Inovasi seperti Steam Brick membuka peluang bagi pengembang dan pengguna untuk menjelajahi batasan dari teknologi gaming yang ada. Dengan semakin banyaknya modifikasi yang berhasil, hal ini akan mendorong diskusi dan kreasi lebih lanjut dalam komunitas gamer yang ingin memperkaya pengalaman bermain mereka, tanpa harus terikat dengan format perangkat yang sudah ada.

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button