Teknologi

Startup Inovatif Bersihkan Sungai dengan Perahu Berbasis AI

Dua pelajar dari Universitas Hong Kong, Sidhant Gupta dan Utkarsh Goel, telah menciptakan inovasi yang menarik untuk mengatasi masalah pencemaran air. Mereka mengembangkan sebuah perahu pembersih laut berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama Clearbot, yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan daur ulang seperti botol air kosong dan bilah helikopter mainan. Inovasi ini lahir setelah mereka melakukan perjalanan ke Bali dan melihat dampak pencemaran pada pantai yang menjadi tumpuan pariwisata masyarakat setempat.

Dengan dukungan dari NVIDIA Jetson, Clearbot dirancang untuk membersihkan sampah dari perairan sebelum terlanjur mencemari laut. Gupta menjelaskan, “Kami datang dengan ide untuk membersihkan air di sana karena ada banyak pantai yang kotor, dan masyarakat setempat bergantung pada kebersihan laut demi kelangsungan bisnis pariwisata mereka.” Hal serupa juga terjadi di Hong Kong dan India, yang menjadi latar belakang pengembangan teknologi ini.

Sebelum Clearbot diluncurkan, Gupta dan Goel sempat merasa ragu dengan ide tersebut. Namun, pada tahun 2021, sebuah perusahaan konstruksi kelautan menawarkan proyek pembersihan air yang akhirnya memotivasi mereka untuk membuat prototipe. “Mereka menggunakan perahu besar dan membayar kru tiga hingga empat orang sekitar USD1.000 per hari. Saat itulah kami menyadari bahwa kami dapat membangun ini dan melakukannya dengan lebih baik dan biaya yang lebih rendah,” lanjut Gupta.

Data menunjukkan bahwa plastik menyumbang sekitar 85% dari total sampah laut, dengan sekitar 11 juta metrik ton plastik baru masuk ke lautan setiap tahunnya. Teknologi Clearbot mampu mengatasi masalah ini dengan mengincar sampah di saluran air sebelum terbuang ke laut, mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.

Tim Clearbot yang terdiri dari 24 karyawan mendesain perahu listrik yang dapat beroperasi secara otonom dan berlabuh di stasiun pengisian tenaga surya. Dengan panjang mulai dari 10 hingga 16 kaki, perahu ini dilengkapi dua kamera; satu untuk navigasi dan satu untuk identifikasi limbah. Mereka juga telah mengembangkan model AI yang memungkinkan Clearbot untuk belajar dan menavigasi secara mandiri tanpa terhalang rintangan.

Sistem tenaga yang efisien menggunakan Jetson Xavier NX, yang memungkinkan perahu beroperasi hingga delapan jam sekali pengisian. Gupta mencatat bahwa “Dengan sistem ini, satu tim yang terdiri dari 50 orang dapat mengendalikan sekitar 150 kapal, dibandingkan dengan hanya 15 hingga 20 kapal tradisional.”

Dalam upayanya membersihkan air, Clearbot telah menjalin kerja sama dengan Kingspan untuk membersihkan sungai dan danau, khususnya di Nongstoin, India, di mana proyek ini berhasil mengumpulkan 1,2 ton sampah per bulan. Selain itu, Clearbot juga terlibat dalam proyek pembersihan Danau Umiam di Meghalaya, India, dengan hasil pengumpulan 15 ton sampah dalam waktu dua bulan.

Lebih dari sekadar pengumpulan sampah, Clearbot juga berfokus pada pengendalian polusi lingkungan yang lebih luas, termasuk tumpahan minyak dan inspeksi bawah laut. Data yang dikumpulkan selama operasional tidak hanya bermanfaat untuk clean-up operation tetapi juga dapat digunakan sebagai informasi bagi pemerintah dan LSM untuk merumuskan strategi mitigasi polusi.

Revolusi teknologi ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan inovasi yang tepat, kita dapat mengatasi tantangan lingkungan dengan cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Clearbot membuktikan bahwa masa depan pembersihan lingkungan bisa lebih bersih dan lebih berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi modern.

Rizky Maulana

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button