Teknologi

Startup AI China DeepSeek Salip ChatGPT di App Store Apple!

Aplikasi AI bernama DeepSeek yang dikembangkan oleh startup asal China, berhasil merangsek ke posisi teratas di App Store Apple di Amerika Serikat, menyalip aplikasi ChatGPT yang selama ini mendominasi pasar. Peluncuran aplikasi ini pada 10 Januari 2025 lalu, telah menciptakan gebrakan besar di kalangan pengguna di AS, dengan dukungan dari model AI canggihnya, DeepSeek-V3. Data dari firma riset aplikasi, Sensor Tower, menunjukkan bahwa aplikasi ini menarik perhatian pengguna, menandakan pengakuan yang semakin luas terhadap teknologi yang dikembangkan di luar Silicon Valley.

Model AI DeepSeek-V3 yang digunakan dalam aplikasi ini diklaim oleh pengembangnya sebagai salah satu yang paling unggul di antara model sumber terbuka dan bahkan bersaing ketat dengan model sumber tertutup tercanggih di dunia. Keberhasilan ini menjadi sinyal bahwa eksistensi dan inovasi dalam pengembangan kecerdasan buatan tidak lagi hanya dominasi perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat.

Pencapaian ini pun menguji kebijakan pemerintah AS yang selama ini menerapkan kontrol ekspor terhadap teknologi chip dan AI yang ditujukan untuk menghambat kemajuan industri AI di negara seperti China. Sejak 2021, pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberlakukan pembatasan ketat dalam penghentian ekspor chip canggih, bertujuan untuk memperlambat pengembangan AI yang kompetitif dari negara tersebut. Model-model AI, termasuk ChatGPT dan DeepSeek, memerlukan chip yang sangat bertenaga untuk pelatihan, sehingga langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga keunggulan AS di bidang teknologi.

Namun, penelitian dari tim DeepSeek menyatakan bahwa mereka menggunakan chip Nvidia H800 dalam pelatihan model mereka, dengan biaya yang tercatat kurang dari US$6 juta. Meskipun chip ini dianggap tidak sekuat produk Nvidia terbaru yang saat ini menjadi target pembatasan ekspor, klaim ini memunculkan berbagai perdebatan di kalangan eksekutif teknologi Amerika tentang efektivitas kebijakan tersebut. Beberapa pihak mempertanyakan apakah pembatasan ini sudah cukup untuk menghentikan inovasi di negara dengan populasi kreatif dan teknologi yang semakin berkembang seperti China.

Startup DeepSeek, yang didirikan pada tahun 2023 di Hangzhou, China, juga telah mencuri perhatian meski masih dalam tahap awal. Meskipun perusahaan ini relatif baru dan informasi mengenai latar belakangnya masih terbatas, peluncuran DeepSeek-V3 mengikuti jejak Baidu yang merupakan perusahaan teknologi terbesar kedua di China, yang juga mengeluarkan model AI bahasa besar pertama di negara ini. Sejak saat itu, banyak perusahaan canggih di Tiongkok, baik yang besar maupun kecil, turut mengeluarkan model AI mereka sendiri.

Berino, pencapaian DeepSeek ini menunjukkan bahwa mereka telah berhasil membangun kehadiran yang signifikan di pasaran internasional, dan kinerjanya yang dianggap sebanding bahkan melampaui banyak model AI yang ada di AS, memperkuat reputasinya di industri teknologi. Keberhasilan tersebut menandakan bahwa persaingan di ranah teknologi ini semakin ketat dan dinamis, mendorong inovasi yang lebih dalam dan lebih luas, baik dari perusahaan-perusahaan yang mapan maupun yang baru muncul seperti DeepSeek. Dalam konteks ini, langkah DeepSeek tidak hanya menyentuh ranah teknis, tetapi juga menjadi refleksi atas perjalanan kompleks hubungan teknologi dan geopolitik yang terus berkembang di era modern ini.

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button