Teknologi

Sensor Kecil Buktikan Ketakutan Pembuat Ponsel untuk Berinovasi

Pada ajang CES 2025, Henrik Andersen, Chief Marketing Officer dari Spectricity, mengungkapkan tantangan besar di dunia teknologi smartphone, khususnya dalam inovasi kamera. Dalam diskusi yang dilakukan secara online, Andersen menyoroti bahwa untuk sebagian besar pengguna biasa, kualitas foto yang dihasilkan ponsel sudah cukup memadai. Hal ini menjadi alasan utama mengapa banyak produsen ponsel besar, seperti Apple dan Samsung, cenderung berhati-hati dalam mengadopsi teknologi baru.

Salah satu teknologi yang menarik perhatian adalah sensor multispectral imager (MSI) yang diproduksi oleh Spectricity. Sensor ini dapat meningkatkan kualitas gambar dengan memberikan warna yang lebih alami dan keseimbangan putih yang lebih baik. Meskipun telah diperkenalkan sejak CES 2023, kesulitan dalam kolaborasi dengan produsen ponsel menghambat langkah Spectricity untuk menjadikan teknologi ini lebih umum di pasaran.

Ada beberapa alasan mengapa produsen ponsel enggan menggunakan sensor MSI ini:

  1. Biaya: Penambahan sensor MSI berarti produsen harus mengeluarkan biaya ekstra untuk perangkat keras.
  2. Ruang: Sensor tambahan memerlukan ruang di dalam ponsel yang terbatas, hal ini menjadi tantangan tersendiri.
  3. Keterpaduan: Banyak produsen kecil lebih memilih untuk menggunakan sistem otomatis white balance dari Qualcomm, dan integrasi untuk sensor MSI sering kali membutuhkan pengembangan dari awal.

Meskipun menghadapi hambatan, Spectricity tidak berhenti berinovasi. Di CES 2025, mereka memperkenalkan S1-A, perangkat yang mengombinasikan MSI dan modul kamera yang dapat dipasangkan secara magnetis ke belakang tablet. S1-A mampu menangkap 15 saluran cahaya yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan kamera RGB biasa yang hanya menangkap tiga saluran. Meskipun bukan untuk konsumer, perangkat ini menjadi alat bagi mitra dan pengembang untuk mengeksplorasi lebih jauh penggunaan sensor multispectral.

Salah satu aplikasi menarik dari sensor ini adalah dalam analisis kulit yang dilakukan oleh merek kecantikan asal Korea, Lululab. Sensor MSI dapat membantu mengukur berbagai parameter kulit, memberikan rekomendasi yang lebih akurat untuk perawatan. Namun, penelitian dan pengembangan sensor ini juga menjangkau sektor lain, seperti perawatan luka dan keamanan pangan.

Meskipun industri ponsel lambat dalam mengadopsi teknologi ini, ada harapan bahwa sensor multispectral dapat segera ditemukan pada ponsel mainstream. Huawei dikabarkan akan menjadi pelopor dengan peluncuran Mate 70 Pro yang dibekali sensor MSI. Andersen mengemukakan harapan bahwa perangkat tersebut dapat menunjukkan manfaat nyata sensor multispectral, sehingga mendorong produsen lain untuk mengikuti jejaknya.

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi dalam inovasi teknologi ponsel, langkah Spectricity dan implementasi sensor multispectral ini menjadi sorotan, menunjukkan bahwa meski dunia mobile menghadapi stagnasi, potensi untuk berinovasi tetap ada dengan ide-ide segar yang terus berkembang.

Rizky Maulana

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button