Jakarta, Cung Media – Suhu di permukaan Bulan terasa lebih ekstrem daripada yang mungkin dibayangkan banyak orang. Meskipun tampak dingin dan tak bernyawa, suhu di Bulan bervariasi secara dramatis, tergantung pada paparan sinar Matahari. Menurut John Monnier, profesor astronomi dari Universitas Michigan, suhu Bulan dapat berkisar dari sekitar minus 148 derajat Fahrenheit, atau minus 100 derajat Celsius, hingga lebih dari 212 derajat Fahrenheit, atau lebih dari 100 derajat Celsius.
Sebagai perbandingan, suhu rata-rata permukaan Bumi adalah sekitar 59 derajat Fahrenheit (15 derajat Celsius), dengan fluktuasi suhu yang jauh lebih kecil, antara minus 129 derajat hingga 134 derajat Fahrenheit (minus 89 derajat hingga 57 derajat Celsius). Meskipun Bumi dan Bulan memiliki jarak yang hampir sama dari Matahari, sejumlah faktor menjelaskan mengapa suhu keduanya sangat berbeda.
Beberapa poin penting mengenai suhu di Bulan adalah:
Atmosfer: Bumi memiliki atmosfer yang mampu memerangkap panas, sedangkan Bulan tidak memiliki atmosfer, menyebabkan permukaan Bulan secara langsung terpapar sinar Matahari.
Regolith: Tanah Bulan, yang dikenal sebagai regolith, bertindak sebagai isolator yang sangat baik. Akan tetapi, regolith bukanlah konduktor yang baik, yang berarti permukaan Bulan dapat menahan panas atau dingin dalam waktu yang lama.
Siklus Siang-Malam: Perputaran Bulan yang lambat membuat suatu sisi terpapar sinar Matahari selama periode yang lebih lama dibandingkan dengan Bumi. Suhu di dekat ekuator Bulan mencapai 250 derajat Fahrenheit (121 derajat Celsius) saat siang dan terjun ke minus 207 derajat Fahrenheit (minus 133 derajat Celsius) saat malam.
Kawah yang Selalu Gelap: Di kutub Bulan, terdapat beberapa kawah yang selalu dalam bayangan, yang diyakini mengandung partikel es terperangkap dan memiliki suhu yang sangat rendah, hingga 25 kelvin (minus 414,67 derajat Fahrenheit atau minus 248,15 derajat Celsius).
- Pengukuran oleh NASA: Sejak peluncuran Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) pada 2009, NASA telah mengumpulkan data suhu yang menunjukkan bahwa beberapa daerah di dalam kawah tetap pada suhu sekitar 63 derajat Fahrenheit (17 derajat Celsius), menjadikannya kandidat untuk tempat berlindung bagi manusia.
Pengertian tentang suhu Bulan sangat penting, terutama jika rencana untuk mendirikan pemukiman permanen di sana menjadi kenyataan. Monnier menekankan perlunya pemahaman mendalam mengenai suhu dan fluktuasinya untuk menciptakan struktur yang tahan lama di lingkungan Bulan yang ekstrem. Sebagai objek penelitian yang terus menarik perhatian, pemahaman tentang kondisi ini akan berperan penting dalam eksplorasi masa depan di Bulan dan ruang angkasa.