Jakarta, Bisnis.com – Pemerintah Indonesia semakin fokus mengembangkan potensi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah ini sejalan dengan laporan terbaru dari Microsoft yang menekankan pentingnya penambahan infrastruktur data center dalam mendukung adopsi teknologi AI, terutama generative AI, di Tanah Air. Dalam kesempatan tersebut, Microsoft menyampaikan bahwa perkembangan AI di Indonesia diproyeksikan akan memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya untuk sektor teknologi, tetapi keseluruhan ekonomi.
Dalam laporan yang disusun oleh Microsoft, Access Partnership, dan ELSAM, dinyatakan bahwa AI berpotensi meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja baru, dan mempercepat pertumbuhan di berbagai sektor. Hal ini diperkirakan akan membentuk ekonomi AI yang baru, yang mengoptimalkan teknologi untuk mempermudah proses bisnis dan menciptakan nilai tambah.
Namun, dalam mewujudkan peluang besar ini, teknologi AI memerlukan infrastruktur yang memadai, khususnya dari segi pengolahan data. Microsoft menekankan bahwa AI membutuhkan daya komputasi yang besar untuk menjalankan algoritma pembelajaran mesin dan analisis data yang kompleks. “Data center, terutama berkapasitas besar, menjadi infrastruktur utama yang mampu memenuhi kebutuhan ini dan membuka potensi penuh AI,” ungkap Microsoft.
Sayangnya, pertumbuhan data center di Indonesia belum sepenuhnya sejalan dengan kebutuhan dan potensi ekonomi digital yang ada. Saat ini, kapasitas data center di Indonesia hanya mencapai sekitar 200 megawatt, atau sekitar 10% dari total kebutuhan yang diperkirakan. Meskipun demikian, Microsoft optimis bahwa dengan inovasi desain data center modern, kapasitas ini akan terus meningkat.
Secara spesifik, Microsoft mendesain setiap data center terbarunya agar mampu mendukung beban kerja AI secara efektif. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan setiap megawatt daya secara efisien, serta menerapkan teknik pendinginan canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Pendekatan ini diharapkan dapat menekan biaya serta konsumsi daya yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi AI.
Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan AI di Asia Tenggara, terutama dengan memanfaatkan populasi muda yang kreatif dan inovatif. “Microsoft berkomitmen untuk mendampingi Indonesia dalam perjalanan transformasi digital ini melalui investasi strategis pada infrastruktur, pengembangan talenta, dan dukungan inovasi,” jelasnya.
Berdasarkan proyeksi dari Mordor Intelligence, pasar data center Indonesia diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14%, mencapai nilai USD 3,98 miliar pada tahun 2028. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas pengolahan data, yang saat ini berada di angka 2.000 megawatt, akan terus meningkat seiring dengan bertumbuhnya kebutuhan akan solusi berbasis AI di berbagai sektor.
Dengan dukungan dan komitmen dari perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Indonesia diharapkan mampu memaksimalkan potensi AI sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital di masa mendatang. Ketersediaan data center yang memadai akan menjadi faktor kunci dalam mewujudkan visi tersebut, sehingga masyarakat dan industri bisa lebih cepat beradaptasi dengan era digital yang semakin maju.