Teknologi

Perusahaan Ini Usung Konsep Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

Jakarta, Cung Media – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan industri ramah lingkungan melalui rencana investasi yang berkelanjutan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatra Utara. Dalam kunjungannya ke China, Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, menjalin kerjasama strategis dengan Basic International Investment Pte Ltd yang telah berkomitmen untuk menambah investasi di Indonesia.

Dari pertemuan yang berlangsung, Abdul Ghani mengemukakan bahwa perusahaan China tersebut berencana membangun pabrik sarung tangan medis berbahan dasar karet alami serta lembaga penelitian dan pengembangan karet. Rencana ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dari komoditas karet yang saat ini sedang mengalami tekanan harga. "Kami ingin menekankan komitmen untuk berkontribusi melalui investasi signifikan yang diproyeksikan mampu menyerap hingga 7.000 tenaga kerja lokal," ujarnya.

Investasi awal yang telah direalisasikan oleh anak perusahaan Basic International Investment, PT Basic International Sumatera, mencapai Rp659 miliar pada tahun lalu. Proyek ini merupakan tahap awal dari rencana investasi jangka panjang dengan nilai total diperkirakan mencapai Rp15 triliun (sekitar US$925 juta). Pada tahap pertama, investasi sebesar Rp4,8 triliun (sekitar US$296 juta) akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun mulai Juli 2024.

Berikut beberapa poin penting dari rencana investasi ini:

  1. Pembangunan Pabrik Sarung Tangan: Basic International Investment akan mendirikan pabrik yang berfokus pada produksi sarung tangan dari bahan karet alami.
  2. Penelitian dan Pengembangan: Kerjasama dengan lembaga penelitian lokal untuk mengembangkan teknologi dan inovasi dalam sektor industri karet.
  3. Penyerapan Tenaga Kerja: Diperkirakan dapat menyerap hingga 7.000 tenaga kerja lokal, mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
  4. Proyek Energi Baru Terbarukan: Keduanya juga membahas kemungkinan pembangunan pembangkit listrik berbasis biomassa. Pembangkit ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan listrik KEK Sei Mangkei tetapi juga masyarakat sekitar, mendukung transformasi kawasan menjadi ‘Green Industry Area’.

Abdul Ghani menambahkan bahwa rencana tersebut akan mengevaluasi konversi lahan karet menjadi sawit atau tebu sesuai dengan kebutuhan bahan baku yang meningkat untuk Basic International Investment. Rencana ini tentunya sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen.

Program yang digagas juga mencakup potensi pengembangan di sektor pertanian dan peternakan sapi perah untuk mendukung program kesehatan masyarakat, khususnya Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh pemerintah. Dengan demikian, investasi ini tidak hanya berkontribusi pada industri ramah lingkungan, tetapi juga membantu meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat.

Pendekatan yang diambil oleh Holding Perkebunan Nusantara dan Basic International Investment Pte Ltd sejalan dengan inovasi yang terus dikembangkan di berbagai sektor untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Mengingat langkah progresif ini, diharapkan KEK Sei Mangkei akan menjadi contoh sukses bagi kawasan industri lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.

Rizky Maulana

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button