Ketika membahas mengenai merek smartphone yang terkenal di Indonesia, banyak yang sering kali menyamakan Xiaomi dan POCO. Pemikiran ini muncul karena keduanya berada di bawah bendera Xiaomi Corporation. Namun, apakah keduanya memang identik? Mari kita telaah lebih dalam mengenai hubungan antara Xiaomi dan POCO serta perbedaan mendasar yang membuat masing-masing merek ini unik.
Xiaomi didirikan pada tahun 2010 di China sebagai pelopor dalam menciptakan smartphone berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Pada awalnya, Xiaomi memiliki tiga lini produk utama: Mi, Redmi, dan POCO. Merek Mi ditujukan untuk segmen pasar kelas atas dengan desain moden dan spesifikasi premium. Sementara itu, Redmi menyasar segmen entry-level dengan harga yang ekonomis dan fitur yang minimalis. POCO, yang diluncurkan pada tahun 2018, dikhususkan untuk produk flagship yang menawarkan spesifikasi unggulan di satu area tertentu, menarik bagi penggemar teknologi.
POCO awalnya diperkenalkan sebagai lini produk premium dengan slogan “Performance Over Cost” (Performa di atas biaya). Model perdana yang menarik perhatian adalah POCOPHONE F1, yang menawarkan spesifikasi kelas flagship dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya. Pada tahun 2020, POCO mengumumkan kemerdekaan sebagai merek independen, meskipun masih berada di bawah pengawasan Xiaomi Corporation.
Meski berakar dari perusahaan yang sama, Xiaomi dan POCO memiliki fokus dan karakteristik yang berbeda. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:
Target Pasar: Xiaomi mencakup semua segmen, dari entry-level hingga flagship, melalui lini produk Mi, Redmi, dan MIX. Di sisi lain, POCO fokus pada segmen mid-range hingga flagship killer, menargetkan pengguna yang mencari performa tinggi tanpa harus menguras kantong.
Pendekatan Produk: Xiaomi menawarkan produk yang seimbang antara desain, teknologi, dan performa. Berbeda dengan POCO yang cenderung lebih menekankan pada satu keunggulan utama, seperti performa gaming atau daya tahan baterai.
Desain dan Branding: Xiaomi cenderung mempresentasikan desain elegan yang menargetkan segmen premium, dengan inovasi teknologi seperti kamera di bawah layar. Sementara POCO tampil lebih agresif dengan branding yang mencolok, menarik perhatian generasi muda.
Otonomi Merek: Xiaomi memiliki kontrol penuh atas pengembangan produk, sedangkan POCO, meski telah menjadi merek independen, masih memanfaatkan banyak fasilitas dari Xiaomi, termasuk ekosistem teknologi.
Strategi Pemasaran: Xiaomi mengandalkan pemasaran tradisional dan digital untuk menjangkau audiens global. Sebaliknya, POCO lebih memanfaatkan komunitas online dan pendekatan digital-first yang lebih langsung dan interaktif.
- Harga dan Spesifikasi: Xiaomi menawarkan varian produk dengan keseimbangan antara spesifikasi, desain, dan harga. Di sisi lain, POCO umumnya menciptakan produk dengan spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan Xiaomi pada rentang harga yang setara, karena fokus utamanya pada performa.
Meskipun ada perbedaan, Xiaomi dan POCO juga memiliki beberapa kesamaan. Keduanya berada di bawah Xiaomi Corporation, memudahkan mereka untuk berbagi sumber daya seperti teknologi, rantai pasokan, dan produksi. Selain itu, perangkat dari kedua merek ini menggunakan antarmuka MIUI, meskipun POCO memiliki versi yang dimodifikasi, yaitu POCO Launcher. POCO juga sering menggunakan komponen perangkat keras yang sama dengan Xiaomi, terutama untuk model di kelas menengah dan flagship.
Dalam era smartphone yang sangat kompetitif, memahami perbedaan antara Xiaomi dan POCO menjadi penting bagi konsumen. Masing-masing merek memiliki pendekatan yang unik, sehingga pengguna dapat memilih berdasarkan kebutuhan dan preferensi mereka. Xiaomi dengan lini produk yang beragam dan POCO dengan fokus pada performa tinggi menawarkan pilihan yang menarik di pasar smartphone. Dengan demikian, baik Xiaomi maupun POCO tetap merupakan dua merek yang bercahaya di dunia teknologi, dengan keunggulan dan tujuan masing-masing.