Teknologi

Pengguna TikTok AS Beralih: RedNote Kehilangan Daya Tarik!

Warga Amerika Serikat (AS) yang sempat berpindah ke aplikasi RedNote, mirip TikTok, kini mulai meninggalkan platform tersebut. Tren migrasi ini terjadi pada saat TikTok terancam dilarang di AS, mendorong pengguna untuk mencari alternatif. Namun, setelah jeda 75 hari yang diberikan kepada TikTok oleh pemerintah AS, kembali banyak pengguna yang beralih kembali ke aplikasi unggulan tersebut.

Sebagai informasi, RedNote, yang dikenal dalam bahasa Mandarinnya sebagai Xiaohongshu, pernah merajai pasar aplikasi di AS, dengan mencapai pengguna aktif harian sebanyak 32 juta. Namun, setelah TikTok diizinkan kembali, data dari Similarweb menunjukkan penurunan drastis dalam jumlah pengguna RedNote, yakni sebesar 54 persen dalam satu minggu. Sebelum larangan TikTok ditangguhkan, RedNote bahkan mencatat peningkatan 133,8 persen pengguna aktif harian, mencapai 3,4 juta pengguna di iOS dan Android pada 16 Januari.

Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengizinkan TikTok untuk memperpanjang tenggat waktu selama 75 hari, memberikan peluang untuk melanjutkan negosiasi agar aplikasi tersebut bisa bertahan di AS. Keputusan ini sekaligus menandai kembali meningkatnya minat pada aplikasi TikTok. Sebelum larangan itu ditetapkan, pengguna aktif TikTok di AS menyentuh angka rekor 106,8 juta harian, mencerminkan popularitas yang tak terbendung.

Sebuah laporan dari penelitian oleh Sensor Tower juga menunjukkan penurunan mendalam dalam angka pengguna RedNote. Dalam periode waktu yang sama, rata-rata pengguna harian aplikasi tersebut menurun sebesar 17 persen dibanding minggu sebelumnya. Migrasi ke RedNote yang berlangsung sebelum larangan TikTok ini diperkirakan melibatkan sekitar 700 ribu pengguna.

Tidak hanya itu, pengguna TikTok di AS juga menunjukkan ketidakminatan untuk beralih ke platform lain, termasuk Instagram Reels. Selain faktor keamanan data yang menjadi perhatian banyak orang, mereka bahkan mengekspresikan skeptisisme terhadap Meta, yang dianggap memiliki catatan pelanggaran privasi yang tak kalah memprihatinkan.

Seiring dengan fenomena ini, RedNote yang berfokus pada budaya Tiongkok juga menciptakan pertukaran budaya yang menarik antara pengguna di AS dan Tiongkok. Banyak kreator mulai mendalami informasi terkait budaya kedua negara, meskipun banyak pengguna merasa kesulitan mendalami bahasa Mandarin yang menjadi bahasa utama aplikasi tersebut. Peningkatan akses ke aplikasi penerjemah di AS melonjak hingga 216 persen saat RedNote menguat di pasar.

Namun, keunggulan RedNote sebagai aplikasi teratas di AS tampaknya tidak akan bertahan lama selama TikTok terus tersedia. RedNote tersebut memiliki tantangan besar, termasuk kebutuhan untuk mempelajari bahasa Mandarin, yang dirasa sebagai hambatan oleh banyak pengguna. Selain itu, profil pasar yang berbeda antara RedNote dan TikTok menjadi faktor penting dalam dinamika pengguna aplikasi di AS. TikTok yang telah menjadi aplikasi global sudah mendapatkan tempat teramat di hati pengguna, sementara RedNote masih terfokus pada pasar domestik Tiongkok.

Akhirnya, meskipun RedNote pernah menjanjikan alternatif bagi pengguna TikTok, kembalinya TikTok ke AS menunjukkan bahwa loyalitas pengguna tetap berpihak pada aplikasi yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button