Teknologi

Pelajar di Inggris Kini Diperbolehkan Gunakan ChatGPT untuk Tugas!

Pemerintah Inggris mengubah pandangan tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan, khususnya terkait dengan penggunaan ChatGPT oleh pelajar untuk mengerjakan tugas sekolah. Menurut Menteri Sains, Inovasi, dan Teknologi Inggris, Peter Kyle, penggunaan teknologi AI seperti ChatGPT seharusnya diperbolehkan, asalkan dilakukan dengan pengawasan yang tepat.

Dalam wawancara dengan BBC, Kyle menyampaikan bahwa penggunaan alat seperti ChatGPT dalam pendidikan mirip dengan ketika kalkulator diperkenalkan pada tahun 1960-an. Saat itu, kalkulator juga mendapat kritik karena dianggap dapat menurunkan kemampuan matematika siswa. Meski ada kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan, Kyle berpendapat bahwa dengan pendekatan yang benar, teknologi ini dapat meningkatkan pembelajaran. "Sebenarnya dengan pengawasan dan penggunaan dengan cara yang benar, ya, boleh memakai ChatGPT, karena teknologi AI menggunakan bahasa yang sudah ada di sektor ekonomi," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa penting untuk mengajarkan siswa cara memanfaatkan teknologi ini secara efektif, terutama bagi pelajar yang mengalami tantangan dalam metode belajar tradisional, termasuk siswa neurodivergen. “Kami perlu memastikan anak-anak dan remaja mempelajari bagaimana menggunakan teknologi ini,” lanjut Kyle. Dia berharap bahwa AI dapat menjadi alat bantu yang signifikan, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

Berita ini tentunya menarik perhatian di tengah larangan yang diberlakukan oleh beberapa institusi pendidikan terkemuka seperti Universitas Oxford, Cambridge, dan Imperial College London, yang melarang penggunaan AI dalam pengerjaan tugas. Dalam konteks ini, sikap pemerintah Inggris menunjukkan strategi yang berbeda dan menunjukkan harapan agar penggunaan AI dapat dikelola dengan baik dalam pendidikan.

Berbagai penelitian menunjukkan manfaat potensi penggunaan AI dalam pendidikan, seperti:

  1. Meningkatkan Aksesibilitas: AI dapat membantu siswa yang kesulitan memahami materi dengan cara yang lebih jelas dan interaktif.
  2. Personalisasi Pembelajaran: Dengan kemampuan menganalisis data siswa, AI bisa menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
  3. Mendorong Kreativitas: Penggunaan ChatGPT dan teknologi serupa dapat memacu imajinasi dan kreativitas siswa dalam menyelesaikan tugas.
  4. Membantu Mengatasi Hambatan: Siswa dengan cara belajar yang berbeda dapat menemukan pendekatan baru yang lebih sesuai bagi mereka melalui interaksi dengan AI.

Sebelumnya, pada Januari 2023, Departemen Pendidikan New York City juga sempat melarang penggunaan ChatGPT di sekolah negeri. Namun, larangan tersebut dibatalkan setelah beberapa bulan, dengan fokus untuk mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum pendidikan.

Dengan langkah baru ini, pemerintah Inggris berupaya untuk memanfaatkan teknologi secara proaktif guna menciptakan lingkungan belajar yang lebih responsif. Hal ini diharapkan dapat membuka jalan bagi generasi penerus dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin bergantung pada teknologi. Pemerintah siap berkolaborasi dengan institusi pendidikan untuk memastikan bahwa pelajar tidak hanya bisa menggunakan teknologi, tetapi juga memahami cara dan etika yang tepat dalam memanfaatkannya, guna memaksimalkan potensi akademis mereka.

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button