Jakarta, Cung Media – Ketegangan geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di Timur Tengah, diperkirakan dapat meningkatkan serangan siber dalam bentuk hacktivisme. Hal ini diungkapkan oleh para ahli dari Kaspersky Digital Footprint Intelligence, yang mencatat bahwa lonjakan aktivitas menonjol terkait kejahatan siber diperkirakan akan terus berkembang jika tidak ada penurunan ketegangan.
Data terbaru menunjukkan bahwa pergerakan ketegangan di Timur Tengah telah memicu kebangkitan hacktivisme, di mana individu atau kelompok meretas sistem komputer untuk mengekspresikan pendapat politik atau sosial. "Jika ketegangan ini tidak mereda, maka hacktivisme dipastikan akan meningkat," ucap Alexander Zabrovsky, pakar keamanan Kaspersky Digital Footprint Intelligence. Dengan semakin banyaknya kelompok yang terlibat dalam kegiatan semacam ini, ancaman terhadap keamanan siber pun meningkat.
Lebih lanjut, para ahli Kaspersky juga memperingatkan tren serangan ransomware di kawasan tersebut yang terus mengkhawatirkan. Rata-rata korban yang terkena serangan ransomware meningkat dari 28 menjadi 45 per setengah tahun antara 2022 dan 2023. Lonjakan signifikan ini menunjukkan bahwa para penjahat dunia maya semakin aktif dalam mencari celah untuk melakukan serangan.
Berikut adalah beberapa tren yang sudah mulai terlihat dan diperkirakan akan terus berkembang dalam kejahatan siber pada 2025:
Migrasi ke Forum Dark Web: Setelah lonjakan aktivitas di Telegram, komunitas kejahatan dunia maya diprediksi akan kembali ke forum dark web. Hal ini disebabkan oleh banyaknya saluran yang telah dilarang di platform tersebut.
Peningkatan Penegakan Hukum: Tahun ini diperkirakan menjadi salah satu tahun penting dalam memerangi kejahatan siber tingkat tinggi. Penangkapan dan penindakan terhadap infrastruktur kelompok kejahatan digital menjadi prioritas bagi penegak hukum.
Fragmentasi Kelompok Ransomware: Kelompok kejahatan siber ini mungkin akan terpecah menjadi unit-unit yang lebih kecil, menjadikannya lebih sulit untuk dilacak dan ditangkap.
Perkembangan Malware-as-a-Service: Tren ini memungkinkan penyebaran malware dengan lebih luas, dengan para pelaku kejahatan dapat menjual data dan kredensial yang dicuri di forum gelap.
- Ancaman Meningkat di Timur Tengah: Perkembangan hacktivisme dan serangan ransomware berada pada angka yang mengkhawatirkan, mengingat ketegangan yang tidak kunjung mereda.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah, sering kali berkaitan dengan dinamika politik yang kompleks, dapat menyumbang pada peningkatan serangan siber. Lebih dari itu, para ahli menduga bahwa dengan keberadaan infrastruktur yang lemah dan meningkatnya mobilisasi hacktivisme, ancaman serangan juga akan semakin beragam, termasuk serangan terhadap layanan publik dan data pribadi.
Sebagai tambahan, para peneliti Kaspersky memprediksi bahwa pada tahun-tahun mendatang, kejahatan siber akan semakin terdesentralisasi, membuat pelacakan lebih sulit dan meningkatkan kerumitan dalam merespon serangan. Dalam konteks ini, penting bagi organisasi dan individu untuk meningkatkan kewaspadaan dan melindungi data mereka dari potensi serangan yang sedang meningkat.