Istana Bahas Rencana Ambil Alih TikTok, Apa Dampaknya?

Washington DC, Cung Media – Istana Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini tengah mendiskusikan rencana untuk mengambil alih TikTok, aplikasi media sosial yang dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok, ByteDance Technology. Pembicaraan terkait hal ini melibatkan rencana strategis yang ditujukan untuk melindungi kepentingan keamanan nasional AS, khususnya dalam hal pengumpulan data pengguna.

Dalam langkah yang terkoordinasi, Gedung Putih mengusulkan bahwa perusahaan perangkat lunak Oracle, bersama dengan sekelompok investor, akan secara efektif mengambil alih operasi global TikTok. Menurut dua sumber yang terlibat dalam diskusi tersebut, hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa pengguna TikTok di AS tidak akan berisiko terhadap potensi penyalahgunaan data oleh pihak luar.

Beberapa poin penting yang terungkap dalam diskusi terkait pengambilalihan ini adalah sebagai berikut:

  1. Saham Minoritas ByteDance: Rencana negosiasi yang sedang dijalankan mencakup ketentuan bahwa ByteDance akan tetap memiliki saham minoritas dalam TikTok. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kontrol yang lebih besar oleh perusahaan AS, ByteDance masih akan terlibat dalam beberapa kapasitas.

  2. Pengawasan oleh Oracle: Di bawah rencana ini, Oracle diharapkan dapat melakukan monitoring penuh terhadap algoritma aplikasi, pengumpulan data, dan pembaruan perangkat lunak. Oracle sebelumnya telah menjadi mitra infrastruktur web TikTok, yang menandakan kedekatan perusahaan dengan platform tersebut.

  3. Saham Mayoritas di tangan Investor AS: Jika kesepakatan berjalan sesuai rencana, investor AS, termasuk Oracle mungkin akan memiliki saham mayoritas di TikTok. Walau demikian, posisi tersebut tetap dapat berubah selama proses negosiasi masih berlangsung.

  4. Investor Potensial Lain: Selain Oracle, perusahaan-perusahaan lain seperti Microsoft juga disebut-sebut terlibat dalam pembicaraan untuk mempertimbangkan pengambilan saham di TikTok. Hal ini menunjukkan adanya ketertarikan dari berbagai pihak untuk berinvestasi dalam aplikasi yang memiliki ratusan juta pengguna aktif di seluruh dunia.

  5. Status Negosiasi: Baru-baru ini, eksekutif dari Oracle dan pejabat Gedung Putih melakukan pertemuan untuk membahas kemungkinan kesepakatan ini. Sumber yang terlibat juga menyatakan bahwa pertemuan tambahan dijadwalkan untuk minggu depan guna membahas kemajuan pembicaraan lebih lanjut.

Mantan Presiden Donald Trump sebelumnya pernah merestui langkah untuk mengambil alih TikTok pada tahun 2020, yang melibatkan adopsi strategi serupa oleh Oracle dan Walmart. Namun, usaha tersebut gagal dan Walmart kini tidak terlibat dalam negosiasi terbaru ini setelah menolak harga yang diusulkan.

Menanggapi situasi ini, baik Microsoft, Walmart, Oracle, maupun Gedung Putih belum memberikan komentar resmi terkait proses negosiasi yang sedang berlangsung. Ini menunjukkan bahwa ketidakpastian masih menyelimuti masa depan TikTok di AS, di tengah kekhawatiran yang meningkat mengenai privasi dan pengawasan data pribadi pengguna.

Dinamika politik dan ekonomi yang berkaitan dengan pengambilalihan TikTok akan menjadi perhatian utama, mengingat dampaknya tidak hanya pada pengguna di AS, tetapi juga pada hubungan internasional antara Amerika Serikat dan Tiongkok, terutama dalam konteks teknologi dan privasi data.

Exit mobile version