China dan Rusia semakin jelas menantang dominasi Amerika Serikat, khususnya dalam bidang teknologi. Dalam perkembangan terkini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pemerintah dan Sberbank, bank milik negara terbesar di Moskow, untuk meningkatkan kerjasama dengan Tiongkok dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Pengumuman ini menunjukkan bahwa Kremlin berupaya membangun aliansi strategis guna melawan kemajuan yang dicapai oleh AS.
Melalui instruksi resmi yang dipublikasi pada situs web Kremlin, Putin menekankan pentingnya kolaborasi dengan Republik Rakyat Tiongkok dalam penelitian dan pengembangan AI. "Memastikan kerja sama lebih lanjut dengan China dalam teknologi kecerdasan buatan adalah langkah yang sangat penting," tulis Putin. Hal ini juga mencerminkan keinginan Rusia untuk tidak hanya mengandalkan sumber daya domestik, tetapi juga memanfaatkan keahlian Tiongkok yang telah dikenal sebagai salah satu negara terdepan dalam pengembangan AI.
Dalam langkah strategis lainnya, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan menjalin kerjasama dengan negara-negara anggota BRICS—termasuk Brasil, India, dan Afrika Selatan—untuk memperluas pengembangan AI. "Saya ingin menciptakan aliansi AI untuk menantang kemajuan yang telah dicapai oleh AS," tambah Putin. Ini juga merupakan upaya untuk menyatukan kekuatan negara-negara yang lebih saling mendekatkan diri dalam menjalani tantangan yang dihadapi, terutama sanksi yang dikenakan oleh Barat.
Sanksi-sanksi ini, menurut CEO Sberbank German Gref, telah menghambat kemampuan Rusia untuk mengejar rancangan AI yang ambisius. "Kekurangan akses ke unit pemrosesan grafis dan microchip membuat kemajuan dalam pengembangan AI menjadi sangat sulit," ungkap Gref. Ini menunjukkan bahwa meskipun Rusia berusaha mengembangkan kapabilitas AI, tanpa dukungan teknologi yang tepat, usaha tersebut bisa menghadapi hambatan signifikan.
Berikut beberapa poin kunci mengenai tantangan yang dihadapi AS oleh China dan Rusia dalam pengembangan AI:
- Kolaborasi Rusia dan China: Fokus utama keduanya dalam mengembangkan teknologi AI.
- Aliansi Internasional: Kerjasama dengan negara-negara anggota BRICS untuk menciptakan kekuatan bersama.
- Sanksi Barat: Membatasi akses Rusia terhadap teknologi penting, menyulitkan pengembangan AI.
- Keunggulan Teknologi China: Tiongkok sebagai pelopor dalam pengembangan AI yang dibutuhkan Rusia.
Dengan langkah-langkah konkret yang diambil oleh Putin dan kolaborasi yang dijalin dengan Beijing, situasi ini mencerminkan pergeseran kekuatan di panggung global. Perkembangan ini memicu pertanyaan tentang bagaimana respon AS terhadap tantangan ini dan bagaimana hal tersebut akan membentuk lanskap politik dan teknologi dunia di masa depan.