Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) diminta untuk lebih memprioritaskan seleksi pita frekuensi 700 MHz dibandingkan dengan mengalokasikan pita frekuensi 1,4 GHz untuk teknologi Broadband Wireless Access (BWA), yang selama ini dinilai gagal di Indonesia. Permintaan ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, yang menegaskan bahwa BWA, termasuk WiMax, telah menunjukkan berbagai kelemahan dan kegagalan di pasar tanah air.
Menurut Heru, pengalaman sebelumnya dengan penggunaan teknologi BWA, seperti layanan WiMax dan pita 2,3 GHz, membuktikan bahwa konsep ini tidak berkembang sesuai harapan. "Teknologi BWA tidak berkembang dan sistem zona tidak bisa dijalankan dengan baik dan maksimal," ungkapnya kepada Bisnis.com. Heru menambahkan bahwa penggunaan spektrum 1,4 GHz boleh jadi akan mengulangi kesalahan yang sama, di mana teknologi tersebut tidak dapat bersaing dengan jaringan 4G dan 5G yang saat ini mendominasi.
BWA, yang merupakan teknologi akses internet berkecepatan tinggi secara nirkabel, termasuk beberapa teknologi lain seperti Wi-Fi dan 4G/5G. Merek-merek seperti Hinet (Berca) dan Bolt yang sempat populer dengan layanan WiMax, bahkan sudah tidak beroperasi akibat kompetisi ketat dari jaringan yang lebih canggih. Dalam konteks ini, Heru mengusulkan agar pemerintah lebih baik mempertimbangkan pengembangan frekuensi 700 MHz yang telah tersedia dan belum dimanfaatkan. Ia menyebutkan bahwa lelang untuk pita frekuensi ini telah tertunda lebih dari dua tahun setelah penutupan siaran televisi analog.
Sebelumnya, Komdigi berencana mengalihkan 80 MHz dari pita frekuensi 1,4 GHz untuk keperluan BWA, yang saat ini sedang dalam proses konsultasi publik. Kebijakan tersebut kemungkinan akan diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital. Namun, Heru menegaskan urgensi untuk mematangkan penggunaan frekuensi 700 MHz terlebih dahulu.
Berikut beberapa poin penting yang relevan mengenai rekomendasi frekuensi:
Penggunaan Pita Frekuensi 700 MHz: Memanfaatkan frekuensi ini yang saat ini tidak terpakai dapat memungkinkan pembangunan jaringan yang lebih luas dan efektif.
Prioritas atas Pita 1,4 GHz: Meskipun terdapat peluang pada 1,4 GHz, keterbatasan chip RF pada perangkat yang dirancang untuk frekuensi ini menambah kompleksitas terkait penggunaannya.
Frekuensi yang Tersedia untuk Lelang: Sementara 700 MHz berpotensi dikelola dengan lebih baik, penggunaan 2,6 GHz dan 26 GHz sedang dalam rencana lelang secara bersamaan di masa depan.
- Pasar yang Berkembang: Perkembangan jaringan 4G dan 5G menunjukkan bahwa teknologi BWA, khususnya WiMax, tidak lagi relevan untuk keperluan akses internet yang kompetitif.
Keputusan untuk lebih fokus pada pita frekuensi 700 MHz diharapkan dapat membuka peluang baru dalam penyediaan layanan internet yang lebih luas tanpa harus mengulangi kesalahan yang sama pada teknologi BWA. Hal ini juga penting dalam menyelaraskan kebijakan dengan kebutuhan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di Indonesia.