Teknologi

Bukalapak (BUKA) Tutup Fitur Gratis Ongkir, Ini Alasannya!

PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia, mengumumkan penghapusan fitur gratis ongkir bagi para pelapak di marketplace-nya. Keputusan ini disampaikan oleh Head of Media & Communications Bukalapak, Dimas Bayu, yang menjelaskan bahwa langkah tersebut berkaitan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan keefektifan proses bisnis.

Dimas menyatakan, “Bukalapak mengutamakan keefektifan proses bisnis termasuk dalam merancang strategi marketing dan promosi serta beragam kegiatan operasional dengan tujuan memberikan dampak, serta nilai tambah maksimal dengan biaya yang efisien.” Meskipun penghapusan fitur ini menuai kritik dari pelapak, Dimas mengklaim bahwa perusahaan mendapatkan hasil positif dalam hal pertumbuhan sambil menjaga biaya tetap terjaga.

Sebelumnya, sebuah pengakuan dari pelapak yang berasal dari Kabupaten Bekasi mencuat ke permukaan. Pelapak ini menyatakan bahwa Bukalapak sudah lama tidak menyediakan fitur gratis ongkir, yang berdampak pada berkurangnya minat pembeli untuk berbelanja di platform tersebut. Dia mengungkapkan, “Nggak ada free ongkir sudah lama, makanya pembeli lari ke marketplace sebelah karena nyari free ongkirnya itu.”

Penghapusan fitur gratis ongkir ini bukanlah hal baru. Berdasarkan data yang dirilis di blog resmi Bukalapak, fitur gratis ongkir sudah ditutup untuk pelapak sejak September 2022. Pada tanggal 1 September 2022, fitur ini tidak dapat diakses melalui Seller Center atau di aplikasi Bukalapak terbaru untuk versi Android dan iOS yang lebih tinggi. Sementara itu, pada tanggal 7 Oktober 2022, layanan gratis ongkir ini benar-benar dicabut dari semua platform termasuk aplikasi Bukalapak.

Diskusi seputar keputusan ini tidak hanya berfokus pada Bukalapak, tetapi juga menggambarkan dinamika pasar e-commerce di Indonesia. Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom dari Center for Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyoroti pentingnya promo seperti gratis ongkir dalam persaingan di industri e-commerce. “Promo berupa gratis ongkir masih menjadi andalan pemain e-commerce untuk bisa bersaing di lingkup ekosistem ini,” jelas Huda.

Sebagian besar konsumen Indonesia juga dikenal memiliki orientasi pada harga. Hal ini menunjukkan bahwa diskon dan berbagai promo, termasuk cashback, sangat dibutuhkan guna menarik minat pembeli. Huda menekankan bahwa tidak hanya gratis ongkir, tetapi juga berbagai jenis promo lainnya dapat menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan daya saing. “Pembeli menginginkan adanya diskon ongkir, karena mereka akan lebih memilih belanja via offline store,” ujarnya.

Adanya tekanan kompetitif dari marketplace lain yang terus menawarkan fitur serupa juga menjadi faktor pendukung penghapusan fitur gratis ongkir ini. Di tengah ketatnya persaingan, pelapak merasa harus beradaptasi dengan kondisi dan mendiversifikasi strategi pemasaran mereka agar tetap relevan.

Penghapusan fitur ini tentunya berdampak pada perilaku konsumen. Pelapak mengeluhkan penurunan pesanan meski sudah memanfaatkan fitur promosi berbayar dari Bukalapak. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan lebih memilih platform yang menyediakan lebih banyak manfaat, termasuk gratis ongkir dan cashback, daripada hanya mengandalkan promosi berbayar semata.

Dengan semua dinamika yang terjadi, langkah Bukalapak dalam menutup fitur gratis ongkir mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam menjawab kebutuhan pasar serta bersaing dengan kompetitor lainnya. Keputusan ini tampaknya sejalan dengan upaya perusahaan untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan, meskipun mendapat respon beragam dari pelapak dan pelanggan di lapangan.

Rizky Maulana

Rizky Maulana adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button