Layanan ojek online (ojol) milik Muhammadiyah, Zendo, tengah menjadi sorotan publik setelah beberapa aturan bagi mitra drivernya menuai kritik di media sosial. Di tengah meningkatnya popularitasnya dengan lebih dari 100.000 pengguna aktif dan 700 mitra driver, aplikasi ini kini harus menghadapi protes dari warganet terkait regulasi yang dianggap memberatkan.
Zendo, yang berkomitmen untuk menawarkan layanan tanpa biaya admin untuk pemesanan makanan dan antar-jemput, berusaha memberikan harga terbaik bagi pelanggan dan pendapatan yang lebih adil bagi mitra. Meskipun demikian, beberapa aturan yang baru-baru ini diungkapkan telah memicu perdebatan. Dalam postingan yang dibagikan oleh pengguna X, Arif Novianto, sejumlah persyaratan yang harus dipatuhi oleh driver Zendo terlihat kontroversial.
Beberapa kritik yang muncul di antaranya adalah sebagai berikut:
-
Jam Kerja yang Tidak Fleksibel: Driver diwajibkan untuk selalu menghidupkan aplikasi selama jam kerja. Hal ini dianggap mengekang kebebasan driver dalam mengatur waktu kerjanya sendiri.
-
Larangan Mengambil Libur: Aturan menyatakan bahwa driver baru tidak diizinkan untuk mengambil libur dalam dua minggu pertama setelah bergabung. Sedangkan bagi driver yang sudah berpengalaman, hanya diperbolehkan berlibur satu kali dalam seminggu di hari kerja, di luar Minggu dan Senin.
- Penolakan Orderan: Driver dilarang menolak atau memilih orderan yang masuk, yang dinilai dapat mengurangi kenyamanan dan kepuasan kerja mereka.
Menanggapi kritikan tersebut, Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu), Ghufron Mustaqim, memberikan penjelasan bahwa aturan yang diterapkan merupakan hasil pengamatan selama sembilan tahun terhadap kondisi di lapangan. Ia menyatakan bahwa regulasi tersebut bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul, seperti penipuan dan motivasi kerja di antara driver.
"Jika Anda menggeluti lapangan, Anda akan memahami bahwa syarat dan ketentuan tersebut merupakan upaya untuk menstandarisasi pelayanan dan memberikan motivasi bagi para driver," tulis Ghufron dalam balasannya di media sosial. Ia berusaha meyakinkan publik bahwa regulasi tersebut sudah dipikirkan matang dan disesuaikan dengan situasi yang ada.
Zendo yang bersaing dengan Gojek dan Grab pun berencana untuk memperluas layanannya lebih lanjut pada tahun 2025, dengan harapan dapat membantu lebih banyak konsumen. Namun, dengan peraturan yang ada saat ini, tantangan dalam mempertahankan kesejahteraan para mitra driver dan menjawab keluhan yang ada menjadi hal yang perlu dipikirkan dengan serius oleh manajemen.
Dengan meningkatnya popularitas dan dukungan pengguna, Zendo memiliki potensi untuk menjelma menjadi salah satu pemain utama di industri ojol Indonesia. Namun, tanpa perbaikan pada kebijakan internal yang lebih humanis dan responsif terhadap kebutuhan driver, tantangan besar masih menunggu di depan. Banyak pihak menantikan langkah-langkah selanjutnya dari Zendo untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi para mitranya, sekaligus mempertahankan kepercayaan pelanggan.