Seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar, penting untuk menyelidiki berapa banyak energi yang sebenarnya dibutuhkan oleh proses tersebut. Banyak orang mungkin terpesona oleh kemampuan AI untuk menciptakan gambar dalam sekejap, tetapi sedikit yang memahami dampak lingkungan dari proses ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hugging Face dan Carnegie Mellon University, diperlukan sekitar 0,011 kilowatt jam energi untuk menghasilkan satu gambar menggunakan AI, yang dapat menghabiskan setengah dari daya baterai ponsel cerdas.
Meskipun angka ini mungkin tampak kecil, dalam konteks penggunaan AI yang meluas, dampaknya bisa jadi signifikan. Diperkirakan sekitar 34 juta gambar dihasilkan setiap hari. Dengan angka ini, total konsumsi energi dari semua gambar yang dihasilkan menjadi sangat besar. Seiring dengan meningkatnya penggunaan AI untuk menciptakan konten visual, perhatian terhadap konsumsi energi tersebut semakin mendesak, terutama dalam diskusi yang lebih luas mengenai cara teknologi berdampak pada lingkungan.
Dampak lingkungan dari proses ini tidak hanya terletak pada penggunaan listrik, tetapi juga pada kebutuhan akan sumber daya alami lainnya. Sebuah penelitian oleh Universitas California menunjukkan bahwa sekitar setengah liter air bersih dibutuhkan untuk menjalankan antara 20 hingga 50 kueri chatbot AI. Air diperlukan untuk menjaga server tetap dingin, yang esensial agar model AI dapat beroperasi dengan efisien. Menariknya, informasi mengenai penggunaan air oleh operator AI jarang dijelaskan secara terbuka, meski menjadi isu yang semakin penting mengingat keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Di tengah kesadaran yang meningkat mengenai dampak lingkungan dari AI, beberapa langkah politik telah diambil untuk mengatasi masalah ini. Senator Amerika Serikat, termasuk Edward Markey dari Massachusetts, telah mengajukan undang-undang yang bertujuan untuk mengungkapkan jejak energi AI secara lengkap. Jika disetujui, undang-undang ini akan diterapkan melalui National Institute of Standards and Technology, yang akan menetapkan standar untuk model-model AI, termasuk pelaporan yang berkaitan dengan konsumsi energi dan air.
Masalah ini tidak hanya menjadi perhatian di tingkat nasional, tetapi juga menjadi agenda global. Menurut laporan dari The Guardian, sebuah KTT AI multi-negara direncanakan akan diadakan di Prancis pada bulan Februari 2025, dengan fokus pada dampak ekologis AI. Rencana untuk menilai perusahaan berdasarkan dampak lingkungan yang mereka timbulkan sedang dipertimbangkan dalam acara ini. Perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Microsoft telah secara terbuka menyatakan kekhawatiran bahwa tingkat konsumsi yang terkait dengan model-model AI mereka dapat membahayakan target pengurangan emisi.
Dengan meningkatnya kesadaran akan jejak energi dan kebutuhan sumber daya yang terkait dengan AI, pembuat kebijakan di seluruh dunia dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan keseimbangan antara inovasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan. Menghadapi tren ini, penting bagi pemerintah dan industri untuk berkolaborasi mencari solusi berkelanjutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari generasi gambar AI.