Sains

Temukan Dua Kota Hilang! Begini Cara LiDAR Mengubah Arkeologi

Sejak zaman kuno, wilayah Asia, khususnya sepanjang jalur perdagangan yang dikenal sebagai Jalur Sutra, telah menyimpan banyak misteri. Jalur ini membentang lebih dari 6.400 kilometer dan menghubungkan berbagai kota penting dari timur ke barat. Namun, banyak kota yang dulunya ramai kini tersimpan dalam ingatan sejarah dan tertutup oleh lapisan tanah seiring berjalannya waktu. Untungnya, para arkeolog modern telah mengadopsi metode canggih yang memungkinkan mereka untuk menggali kembali sejarah yang hilang.

Dalam penemuan terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature, arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan Uzbekistan berhasil menemukan dua kota kuno yang terletak di pegunungan timur Uzbekistan. Penemuan ini berawal dari rasa ingin tahu seorang pendaki pada tahun 2011, yang kemudian memicu serangkaian penelitian yang mendalam.

Teknologi LiDAR, singkatan dari Light Detection and Ranging, memainkan peran penting dalam penemuan ini. Berdasarkan cara kerjanya, LiDAR menggunakan sinar laser untuk memetakan permukaan bumi secara akurat. Sebuah sistem LiDAR, yang biasanya dipasang pada pesawat terbang atau drone, akan mengirimkan pulsa laser ke permukaan tanah dan mengukur waktu yang dibutuhkan sinar tersebut untuk kembali. Metode ini memungkinkan para peneliti untuk melihat struktur-struktur fisik yang mungkin tersembunyi di bawah tanah, bahkan jika struktur tersebut telah tergerus oleh waktu.

Melalui pemindaian LiDAR yang dipasang di drone, para arkeolog berhasil membuat peta topografi kasar dari dua kota, Tashbulak dan Tugunbulak. Hasil pemindaian menunjukkan jejak-jejak kota abad pertengahan yang besar, termasuk sisa bangunan, jalan-jalan umum, dan tembok kota yang kokoh. Sebelumnya, daerah tersebut tampak hanya sebagai gundukan tanah kosong, namun kini terungkap bahwa mereka menyimpan sejarah yang kaya.

Beberapa poin menarik dari penemuan ini adalah:

  1. Lokasi Strategis: Kedua kota ditemukan di ketinggian yang cukup ekstrem, yang kemungkinan hanya dijangkau oleh para pedagang malam di Jalur Sutra yang mencari barang berharga.
  2. Sisa-Sisa Artefak: Dalam penggalian awal dan survei, tim peneliti menemukan pecahan tembikar dan tungku peleburan besar, yang menunjukkan bahwa daerah tersebut kaya akan bijih seperti besi.
  3. Peran sebagai Pusat Perdagangan: Temuan artefak ini menunjukkan bahwa kedua kota ini berperan sebagai pusat perdagangan yang penting, berkontribusi pada jalur perdagangan terbesar di dunia.

Meskipun pemindaian LiDAR telah memberikan pandangan awal yang jelas tentang kota-kota yang hilang ini, para arkeolog menyadari bahwa masih ada banyak informasi yang perlu digali. Setiap lapisan tanah menyimpan cerita yang belum terungkap, yang kemungkinan akan membuat mereka sibuk selama bertahun-tahun ke depan.

Dengan bantuan teknologi modern seperti LiDAR, kita semakin mendekati pemahaman yang lebih baik tentang peradaban yang telah berlalu. Penemuan seperti ini bukan hanya mengungkap kekayaan sejarah yang hilang tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya penelitian kontinuitas dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan pelestarian budaya. Seiring berjalannya waktu, banyak lagi rahasia yang mungkin akan terungkap di bawah tanah yang sudah lama tersembunyi.

Cung Media

Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button