Sains

Tank LVT Bongkar Pagar Laut: Sejarah Menarik di Medan Perang

TNI Angkatan Laut baru-baru ini mengerahkan tank amfibi LVT-7A1 dalam operasi pembongkaran sebuah pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten. Pagar laut yang terbuat dari bambu dan memiliki panjang 30,16 kilometer ini telah menarik perhatian publik dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah dinyatakan mengganggu aktivitas nelayan lokal dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama TNI AL telah melakukan aksi ini sejak Rabu, 22 Januari 2025.

Sebagai bagian dari operasional ini, TNI AL menerjunkan tiga kendaraan amfibi, di antaranya dua unit LVT-7 dan satu unit KAPA K-61. Keberadaan tank LVT-7A1 ini menarik untuk dicermati lebih dalam, karena generasi pertama dari kendaraan pendarat ini memiliki sejarah yang kaya di medan perang.

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya mengetahui beberapa spesifikasi dari LVT-7A1:
– Panjang: 7,99 meter
– Lebar: 3,27 meter
– Tinggi: 3,26 meter
– Berat tempur: 23,9 ton
– Daya mesin: 400 HP dengan mesin Cummins VT-400
– Kecepatan maksimum: 72 km/jam (di darat), 12 km/jam (di air)

LVT atau Landing Vehicle Tracked awalnya diperkenalkan oleh Angkatan Laut dan Marinir Amerika Serikat pada masa Perang Dunia II. Kendaraan ini dirancang untuk mengangkut kargo, tetapi kemudian mengalami evolusi yang signifikan. Beberapa model LVT, seperti LVT-1 hingga LVT(A)-4, digunakan oleh pasukan AS dan Inggris selama konflik global ini.

Seiring berjalannya waktu, LVT bertransformasi menjadi kendaraan tempur yang dapat mendukung serangan. Hal ini terbukti dengan penggunaan LVT yang sangat vital bagi Angkatan Darat AS di kawasan Pasifik, di mana banyaknya terumbu karang dangkal mengganggu pergerakan kapal tradisional. Dengan adanya LVT, pasukan tidak perlu berjalan atau berenang ke pantai dengan risiko tinggi terkena tembakan musuh.

Kendaraan ini tidak hanya berfungsi sebagai angkutan, tetapi beberapa versi juga dilengkapi dengan senjata berat, menjadikannya mirip dengan tank tradisional. Kapasitas LVT dalam mengangkut personel dan perbekalan membuatnya sangat berharga dalam berbagai misi operasi. Sekitar 23 batalyon Angkatan Darat AS dan 11 batalyon Korps Marinir AS mengoperasikan LVT pada tahun 1945, menunjukkan pentingnya kendaraan ini dalam strategi militer saat itu.

Dengan kemampuannya yang mengesankan, LVT-7A1 kini menjadi andalan TNI AL dalam berbagai operasi, termasuk dalam misi pembongkaran pagar laut di Tangerang. Hal ini menunjukkan bagaimana militer modern memanfaatkan teknologi dan kendaraan bersejarah untuk menangani berbagai tantangan saat ini. Penggunaan tank amfibi ini tidak hanya mencerminkan kekuatan militer, tetapi juga menjadi indikator penting dalam upaya menjaga keamanan dan kelestarian sumber daya laut Indonesia. Keberadaan LVT-7A1 memberi sinyal tentang betapa pentingnya kombinasi antara teknik perang yang telah teruji dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan situasi kontemporer di lapangan.

Nadia Permatasari

Nadia Permatasari adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button