
Pengalaman sensori unik dalam virtual reality (VR) yang disebut sebagai "phantom sense" mulai menarik perhatian banyak pengguna. Konsep ini merujuk pada pengalaman fisik yang dialami seseorang saat menggunakan VR, yang tidak dihasilkan oleh perangkat keras seperti headset atau kontroler, melainkan oleh pikiran mereka sendiri. Phantom sense menggambarkan bagaimana otak manusia dengan mudah mengisi kekosongan sensasi yang tidak terwakili dalam dunia virtual.
Salah satu contoh konkret adalah saat seseorang menggunakan Meta Quest 3 dalam pengalaman VR di sebuah padang rumput virtual. Pengguna mungkin merasa hangatnya sinar matahari atau merasakan hembusan angin yang menyapu kulit, padahal tidak ada teknologi dalam perangkat tersebut yang benar-benar mentransfer sensasi tersebut. Hal ini menunjukkan betapa hebatnya kemampuan otak dalam menciptakan persepsi, sering kali dalam bentuk ilusi sensory.
Secara psikologis, phantom sense mirip dengan fenomena rasa nyeri yang dialami oleh seseorang setelah kehilangan anggota tubuh, dikenal sebagai nyeri anggota tubuh phantom. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan objek virtual dan merasakan sesuatu di tubuh mereka sendiri, ini bisa menginduksi sensasi yang disebut phantom touch illusion (PTI). Dalam studi yang dipublikasikan di Scientific Reports pada tahun 2023, para peneliti berhasil menunjukkan bahwa pengguna dapat merasakan geli di area tertentu pada tubuh mereka sebagai respons terhadap stimulasi di dunia virtual.
Ada beberapa poin penting mengenai phantom sense yang layak dicatat:
Proses Psikologis: Phantom sense dihasilkan dari proses persepsi yang dikenal sebagai top-down perception. Ini berarti otak menggunakan informasi yang sudah ada untuk mengisi kekosongan dalam pengalaman sensorik.
Variasi Pengalaman: Tidak semua pengguna VR akan mengalami phantom sense. Ini adalah fenomena yang umum, tetapi frekuensinya dapat bervariasi di antara individu. Beberapa orang malah menganggapnya sebagai aspek yang diinginkan, menambah kedalaman pengalaman VR mereka.
Induksi Sensasi: Pengembang perangkat lunak VR dapat memanfaatkan penelitian tentang phantom sense untuk menciptakan pengalaman yang lebih immersif. Pengguna juga berbagi tips di forum online untuk mencoba memicu sensasi ini, meskipun efektivitasnya bervariasi.
- Potensi Efek Samping: Sementara phantom sense bisa menghadirkan pengalaman yang mendebarkan, ada juga risiko. Beberapa pengguna melaporkan merasakan mual dan pusing—gejala yang sering terlihat dalam pengalaman VR. Dalam kasus ekstrem, fenomena phantom sense dapat menyebabkan sensasi yang tidak nyaman, mirip dengan rasa sakit yang dialami dalam eksperimen dengan tangan karet.
Bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman phantom sense, disarankan untuk melakukannya di lingkungan yang nyaman dan sedikit demi sedikit, serta mengambil jeda jika merasa terbebani. Seiring teknologi VR terus berkembang, fenomena ini semakin menyoroti betapa rumitnya interaksi antara teknologi, pikiran manusia, dan pengalaman sensorik, menjadikan VR sebagai alat yang semakin mampu menghadirkan pengalaman mendalam dan mendebarkan bagi penggunanya.