NASA telah mengumumkan bahwa dua pesawat luar angkasa Voyager miliknya, yaitu Voyager 1 dan Voyager 2, tengah melakukan penutupan beberapa instrumen ilmiah untuk menghemat daya. Langkah ini diambil dalam upaya menjaga keberlangsungan misi mereka yang telah berlangsung selama 47 tahun dan kini menjelajahi ruang antar bintang. Kedua probe tersebut menjadi objek buatan manusia yang paling jauh dari Bumi, dengan Voyager 1 berada lebih dari 15 miliar mil (25 miliar kilometer) dari Bumi, sementara Voyager 2 lebih dari 13 miliar mil (21 miliar kilometer) jauhnya.
Pada 25 Februari lalu, tim insinyur di Laboratorium Propulsi Jet NASA mengirim perintah untuk mematikan instrumen cosmic ray subsystem di Voyager 1. Sementara itu, Voyager 2 dijadwalkan untuk mematikan instrumen low-energy charged particle pada 24 Maret. Saat ini, masing-masing probe masih memiliki tiga instrumen ilmiah yang berfungsi.
Para ilmuwan merancang Voyager dengan serangkaian instrumen ilmiah yang identik pada tahun 1977, yang dirancang untuk menjelajahi planet-planet terbesar di tata surya kita. Namun, seiring berjalannya waktu, pasokan daya pada kedua pesawat luar angkasa ini semakin berkurang. Voyager mengandalkan listrik yang dihasilkan dari panas plutonium yang membusuk, dengan perkiraan kehilangan sekitar 4 watt daya per tahun. "Voyager sudah menjadi bintang rock luar angkasa sejak diluncurkan, dan kami ingin menjaga momentum ini selama mungkin," ujar Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager.
Beberapa instrumen yang diperlukan untuk mengumpulkan data selama pertemuan dengan planet-planet di tahun 1970-an dan 1980-an telah dimatikan setelah misi awal mereka selesai. Namun, tim Voyager memutuskan untuk tetap mengoperasikan sisa instrumen untuk mengumpulkan data terkait heliosfer dan ruang antar bintang. Voyager 1 berhasil melintasi ruang antar bintang pada tahun 2012, disusul oleh Voyager 2 pada tahun 2018.
Berikut adalah ringkasan tentang instrumen yang telah dimatikan dan yang masih berfungsi pada Voyager 1 dan Voyager 2:
-
Voyager 1:
- Cosmic Ray Subsystem dimatikan pada 25 Februari 2023.
- Dua instrumen lain masih beroperasi.
- Voyager 2:
- Low-Energy Charged Particle Instrument dijadwalkan dimatikan pada 24 Maret 2023.
- Tiga instrumen ilmiah lainnya tetap aktif.
Dengan pemadaman ini, tim Voyager berharap para probe dapat beroperasi selama satu tahun ke depan sebelum perlu mematikan instrumen tambahan di masing-masing pesawat, yang dijadwalkan pada tahun 2026. Meskipun sejumlah instrumen dimatikan, Voyager 1 dan 2 akan tetap mengumpulkan data unik melalui subsistem plasma wave dan magnetometer, yang masing-masing mengukur gelombang dalam medan plasma dan perubahan medan magnet di ruang angkasa.
Menurut Linda Spilker, ilmuwan proyek Voyager di JPL, meski beberapa instrumen dimatikan, kedua probe masih dapat mengumpulkan informasi yang sangat berharga tentang partikel-partikel energi tinggi, medan magnet antar bintang, dan gelombang radio di medium antar bintang. "Kedua Voyager akan terus mengeksplorasi wilayah yang belum pernah dijelajahi oleh pesawat luar angkasa mana pun," tambahnya.
NASA percaya bahwa kedua probe masih mampu beroperasi dengan setidaknya satu instrumen ilmiah hingga ke tahun 2030-an, meskipun mereka menyadari tantangan baru yang mungkin muncul. Dengan setiap hari yang dilalui, ada kemungkinan munculnya penemuan baru yang mengejutkan dari ruang antar bintang, mempertahankan harapan bagi ilmuwan dan peneliti untuk mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai alam semesta.