Sains

Perusahaan Ini Merancang Kebangkitan Mammoth Berbulu: Simak Caranya!

Perusahaan Colossal Biosciences telah menjadikan de-extinction atau pengembalian spesies dari kepunahan sebagai fokus utama riset dan pengembangan mereka. Dengan ambisi untuk membawa kembali hewan-hewan yang sudah punah seperti mammoth berbulu, dodo, dan thylacine, Colossal berupaya memanfaatkan teknologi terkini dalam bidang biologi untuk merealisasikan visi ini. Melalui pendekatan yang inovatif, mereka berharap dapat menghadirkan kembali spesies-spesies yang telah hilang dari muka bumi.

Menurut CEO Colossal, Ben Lamm, perusahaan ini menjalankan berbagai operasi yang mencakup embriologi, rekayasa genetika, dan biologi komputasi. Lamm menjelaskan, “Kami benar-benar ingin mengontrol proses ini secara bersamaan, bukan secara linier. Dengan cara ini, kami dapat mempercepat proses pengembangan.” Pendekatan yang diambil memungkinkan Colossal untuk bekerja pada berbagai aspek serentak, termasuk dampak terhadap konservasi gajah dan modifikasi seluler.

Colossal mendefinisikan de-extinction sebagai penciptaan spesies yang memiliki penampilan dan fungsi serupa dengan nenek moyangnya, namun lebih adaptif terhadap lingkungan saat ini. Menurut Dr. Beth Shapiro, Chief Science Officer Colossal, meskipun tidak mungkin untuk mengembalikan spesies persis seperti dulunya, mereka dapat menciptakan organisme yang memiliki ciri khas yang diperlukan untuk berfungsi di ekosistem modern. Ia juga menekankan bahwa proyek ini tidak hanya fokus pada spesies punah, tetapi juga menghasilkan alat baru untuk membantu spesies yang masih hidup yang terancam punah.

Salah satu komponen penting dari proyek ini adalah pengembangbiakan biobank, yang melibatkan penyimpanan bahan genetik dari spesies yang ada. Dengan menyimpan sampel jaringan dalam nitrogen cair dan data urutan genom, para peneliti berharap dapat memanfaatkan materi ini di masa depan untuk mengembalikan spesies yang mungkin punah. Proses ini sangat krusial dalam upaya preservasi spesies, dan Colossal berkomitmen untuk mengembangkan strategi yang efektif.

Colossal menetapkan target ambisius untuk menghadirkan mammoth berbulu pertamanya pada tahun 2028. Dalam prosesnya, mereka telah berhasil mengumpulkan sampel DNA dari mammoth yang diawetkan di tempat dingin seperti Siberia. Dengan mempelajari DNA dari beberapa individu mammoth, para ilmuwan berupaya memahami variasi genetik yang mungkin diperlukan untuk menciptakan populasi yang sehat dan dapat diperkenalkan kembali ke alam liar.

Proses pengembalian mammoth melibatkan beberapa langkah kritis, termasuk penyuntingan genom menggunakan teknologi CRISPR. Para ilmuwan akan mengambil sel dari gajah Asia dan memodifikasinya untuk memiliki trait mammoth, sebelum mentransplantasikannya ke dalam sel telur gajah. Proses ini disebut transfer nukleus sel somatik.

Akhirnya, ketika embrio sudah terbentuk, langkah terakhir adalah menanamkan embrio tersebut ke dalam rahim pengganti, yang dapat berupa gajah Asia atau bahkan gajah Afrika, tergantung pada kemampuan mereka dalam mengandung janin berkarakteristik mammoth.

Inisiatif ini membuka kemungkinan tidak hanya untuk mengembalikan spesies yang hilang, tetapi juga untuk memperbaiki upaya konservasi saat ini dengan memberikan alat dan teknik baru yang dapat diterapkan untuk spesies yang terancam punah. Seperti disampaikan Lamm, “Jika kami berhasil dalam pengembangan rahim buatan, ini dapat memungkinkan kami untuk memperbesar skala produksi de-extinction, dan sekaligus memperkuat upaya konservasi.”

Nadia Permatasari

Nadia Permatasari adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button