Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, para ilmuwan menemukan bahwa pencemaran timbal di Roma kuno berpotensi menurunkan rata-rata IQ penduduknya sebesar 2,5 hingga 3 poin. Penelitian ini menyoroti dampak luas dari polusi timbal yang disebabkan oleh aktivitas industri, sekaligus membuka kembali diskusi mengenai kaitan antara polusi dan kejatuhan Kekaisaran Romawi.
Penelitian ini memanfaatkan analisis konsentrasi timbal dari inti es yang diambil dari Greenland. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat polusi timbal yang dihasilkan oleh pengolahan perak di Roma, yang sangat masif, memberikan dampak kesehatan yang signifikan di seluruh Eropa. "Aktivitas manusia atau industri 2.000 tahun yang lalu sudah memiliki dampak berskala kontinental terhadap kesehatan manusia," ujar Joe McConnell, ilmuwan iklim dan lingkungan yang terlibat dalam studi ini.
Berikut adalah beberapa poin penting dari penelitian ini:
Sumber Polusi: Tim peneliti mencatat bahwa Roma menghasilkan timbal dalam jumlah besar selama proses pengolahan perak. Setiap ons perak dapat menghasilkan hingga 10.000 ons timbal, yang masuk ke atmosfer dan beredar hingga akhirnya terperangkap dalam lapisan es di Greenland.
Dampak Kesehatan: Tim peneliti menemukan bahwa paparan timbal di Roma hampir dua kali lipat dari tingkat yang dialami anak-anak di Amerika Serikat saat ini. Meski begitu, peneliti mencatat bahwa ini hanya mencakup paparan dari atmosfer, sedangkan orang Romawi juga terpapar melalui sumber lain, seperti anggur yang dipanaskan dalam wadah timbal.
Kaitannya dengan Kejatuhan Roma: Temuan ini memberikan bukti kuat bahwa paparan timbal dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada kejatuhan Kekaisaran Romawi. Banyak ahli sejarah dan kesehatan telah mendiskusikan dampak timbal, yang mungkin berkontribusi pada perilaku yang tidak stabil serta masalah kesehatan di kalangan elit Romawi.
- Diskusi yang Lebih Luas: Penelitian ini juga mendorong perdebatan lebih lanjut tentang penyebab kejatuhan Roma, yang diperkirakan melibatkan faktor lain seperti epidemi, masalah ekonomi, dan perubahan iklim. Seperti dikatakan oleh Joe Manning, seorang profesor sejarah di Yale, "Kita tidak bisa mengaitkan kejatuhan Roma hanya pada satu faktor."
Dengan menemukan jejak polusi timbal dalam es Greenland, penelitian ini menegaskan bahwa dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan sudah terjadi jauh sebelum era modern. Temuan ini bukan hanya memberikan wawasan baru tentang sejarah, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya memahami dampak jangka panjang dari polusi terhadap kesehatan masyarakat.