Rip Current menjadi salah satu istilah yang banyak dibahas publik setelah insiden tragis yang terjadi di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta pada Selasa (28/01/2025). Sebanyak belasan siswa dari SMPN 7 Mojokerto yang tengah bermain air terseret arus tersebut, mengakibatkan empat siswa kehilangan nyawa, sementara sembilan siswa lainnya berhasil diselamatkan. Kejadian ini menyoroti betapa berbahayanya fenomena Rip Current, yang sering kali tampak tenang namun dapat mematikan.
Fenomena ini menarik perhatian ketika akun media sosial Tim SAR Baron (@baron_satlinmas) membagikan penampakan Rip Current dari satelit. Gambar tersebut diambil menggunakan teknologi Landsat Copernicus yang bersumber dari data NOAA dan NGA. Penelusuran dari citra satelit menunjukkan adanya Rip Current yang relatif besar di sekitar Pantai Watu Kodok dan Pantai Drini, serta antara Pantai Watu Bolong dan Pantai Ngrumput. Tim SAR Baron menjelaskan bahwa arus ini dapat dirasakan di berbagai area, bahkan terpantau di Pantai Krakal.
Rip Current, atau arus balik, biasanya terbentuk ketika gelombang pecah dan menciptakan variasi di sepanjang pantai. Ketika gelombang menyentuh daratan, ada saat-saat di mana air tidak dapat terserap sepenuhnya, sehingga membuat arus mengalir kembali ke laut dengan kekuatan yang dapat menarik objek, termasuk manusia, ke dalam kedalaman. "Laut selatan tidak untuk ciblon (berenang atau main di air). Yang sering membuat terkecoh adalah perairan tenang yang dianggap aman, padahal justru lebih berbahaya," tulis Tim SAR Baron.
Kendati terlihat damai, Rip Current dapat mengarah ke kejadian fatal. Menurut mereka, bahkan seorang perenang yang terlatih pun bisa terjebak dalam arus ini. Untuk mengenali Rip Current, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Amati Gelombang: Perhatikan adanya celah dalam gelombang pecah. Biasanya, Rip Current akan terbentuk di antara dua area gelombang yang lebih besar.
- Perubahan Warna Air: Air yang mengalir ke laut cenderung berubah warna, terlihat lebih gelap karena terdapat pasir dan buih yang terbawa.
- Arus yang Bergerak: Air atau buih yang bergerak dengan cepat menuju laut menunjukkan adanya Rip Current.
Bagi yang terseret dalam arus, penting untuk tidak melawan arus. Saran dari Tim SAR adalah berenang sejajar dengan garis pantai atau menyamping hingga keluar dari arus tersebut. Jika kelelahan, cobalah untuk tetap tenang dan terapung sampai bantuan datang.
Pentingnya pemahaman mengenai Rip Current tidak hanya tentang kesehatan dan keselamatan, tetapi juga mengenai kesadaran akan potensi bahaya saat beraktivitas di pantai. Dengan adanya data dari satelit dan penjelasan terkait arus ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan lebih memahami kondisi alam yang ada di sekitarnya.
Dengan pengetahuan yang tepat, diharapkan kejadian serupa tidak terulang, dan wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dengan lebih aman. Adanya penampakan dari satelit juga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai perilaku arus laut yang dapat membantu dalam pengelolaan risiko keselamatan laut.