NASA telah mengumumkan perubahan signifikan pada rencana mereka untuk mengambil sampel dari Mars dan membawanya kembali ke Bumi. Dalam pengumuman yang disampaikan baru-baru ini, pejabat agensi menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk membatalkan beberapa bagian dari rencana awal guna mengurangi kesulitan teknis, biaya, serta memperpendek waktu kedatangan sampel di Bumi.
Selama lebih dari dua dekade, NASA melalui Program Pengembalian Sampel Mars berupaya untuk mengumpulkan dan membawa pulang sampel tanah Mars yang telah dikumpulkan oleh rover Perseverance sejak 2021. Untuk mencapai tujuan ini, NASA sebelumnya mengembangkan sejumlah pesawat luar angkasa baru untuk relai sampel dari permukaan Mars dan mengembalikannya ke Bumi. Namun, tantangan biaya dan waktu yang terus membesar mendorong perubahan arah ini.
Berikut adalah beberapa poin penting dari perubahan rencana NASA:
Dua Opsi Alternatif: NASA akan mengeksplorasi dua opsi baru secara bersamaan. Opsi pertama adalah mendaratkan sebuah pesawat dengan teknik serupa yang berhasil dilakukan oleh rover Curiosity dan Perseverance. Opsi kedua melibatkan kerjasama dengan perusahaan luar angkasa swasta untuk mengirimkan pendarat baru ke Mars.
Estimasi Biaya: NASA memperkirakan bahwa opsi dengan metode sky crane akan menghabiskan biaya antara $6,6 miliar hingga $7,7 miliar. Sementara itu, rute komersial diperkirakan akan menghabiskan biaya antara $5,8 miliar hingga $7,1 miliar.
Timeline: Jika semua berjalan sesuai rencana, NASA berharap bisa membawa sampel kembali ke Bumi paling cepat pada tahun 2035, meskipun bisa juga mundur hingga 2039 tergantung pada pendanaan yang tersedia.
- Pentingnya Sampel: Mengumpulkan sampel Mars dianggap krusial untuk memahami sejarah geologis planet ini serta evolusi iklimnya. “Mars Sample Return akan membantu ilmuwan untuk memahami sejarah geologis planet tersebut dan evolusi iklimnya,” kata Nicky Fox, kepala Direktorat Misi Ilmiah NASA.
Namun, dengan meningkatnya perhatian terhadap biaya dan waktu, serta persaingan yang ketat dengan program luar angkasa negara lain seperti China, NASA dihadapkan pada tantangan besar. Meskipun beberapa pihak mungkin menganggap ini sebagai perlombaan luar angkasa, Nelson menekankan bahwa misi mereka lebih pada menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental mengenai sejarah Mars, bukan sekadar menyusul di balik kompetisi.
Dengan langkah-langkah baru ini, NASA berusaha untuk mengejar ambisi ambisius mereka dalam penelitian luar angkasa dan menjawab berbagai pertanyaan tentang masa lalu Mars yang mungkin terkait dengan potensi kehidupan.