Sains

Kembali ke Bulan: Perlombaan New Moon Segera Dimulai!

Dalam beberapa tahun terakhir, perlombaan eksplorasi bulan yang baru telah dimulai, dengan sejumlah pesawat ruang angkasa robotik dari berbagai negara berusaha mencapai bulan meski banyak dari mereka mengalami kegagalan. Kini, tahun 2025 tampak membawa peluang kedua bagi negara dan perusahaan yang sebelumnya telah gagal, sekaligus menghadirkan pemain-pemain baru dalam arena penjelajahan bulan ini.

Perlombaan ini akan resmi dimulai pada bulan Januari dengan peluncuran dua pendarat bulan sekaligus. Roket Falcon 9 milik SpaceX dijadwalkan untuk mengangkat pesawat luar angkasa yang dikembangkan oleh Firefly Aerospace dari Texas dan Ispace dari Tokyo. Untuk Firefly, ini merupakan upaya pertama mereka untuk mendaratkan kendaraan di bulan, sementara bagi Ispace, ini adalah kesempatan kedua setelah pendarat pertama mereka gagal pada tahun 2023.

Berikut adalah beberapa misi lunar yang diantisipasi dalam waktu dekat:

  1. Firefly Aerospace dan Ispace: Keduanya akan meluncurkan pendarat mereka pada roket Falcon 9. Pendarat Firefly, bernama Blue Ghost, akan mencoba mendarat di Mons Latreille, sebuah fitur vulkanik kuno di Mare Crisium, yang dikenal sebagai "Laut Krisis". Tujuan pendaratan ini berpotensi memberi wawasan penting mengenai interaksi antara angin matahari dan medan magnet Bumi.

  2. Ispace’s Resilience: Setelah mengalami kegagalan di misi sebelumnya, Ispace meluncurkan pendarat baru yang akan melakukan perjalanan lebih lambat menuju bulan. Misi ini mencakup berbagai eksperimen ilmiah, termasuk pengujian produksi makanan berbasis alga dan pemantauan radiasi luar angkasa.

  3. Misi Intuitive Machines: Setelah sukses dengan pendarat Nova-C pada awal tahun ini, Intuitive Machines bersiap meluncurkan pendarat baru yang disebut Athena. Misi ini bertujuan untuk mendarat di dekat kutub selatan bulan, dengan harapan menemukan cadangan es air yang dapat dimanfaatkan untuk misi manusia di masa depan.

  4. Blue Origin: Perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos ini juga berencana untuk meluncurkan prototipe pendarat bulan, Blue Moon, yang ditujukan untuk misi kargo. Dengan kontrak senilai $3,4 miliar dari NASA untuk mengangkut astronot ke bulan, peluncuran ini sangat dinantikan.

Sejalan dengan itu, ada potensi misi lainnya yang termasuk Astrobotic Technology dengan pendarat Griffin dan SpaceX yang mungkin mengirimkan pesawat Starship tak berawak ke bulan. Misi-misi ini, meskipun menjanjikan, juga menghadapi risiko penundaan yang umum terjadi dalam proyek luar angkasa.

Bagi NASA dan mitra-mitranya, penjelajahan bulan bukan hanya sekadar pencarian prestis, tetapi juga upaya untuk mengumpulkan data ilmiah. Dr. Bethany Ehlmann, seorang ilmuwan planet di California Institute of Technology, menekankan pentingnya memahami asal-usul air di bulan, yang akan memberikan wawasan mengenai sejarah Bumi itu sendiri.

Dengan semua rencana ini, jelas perspektif baru bagi eksplorasi bulan dihadapkan pada tantangan dan harapan yang sama besarnya. Tahun 2025 berpotensi menjadi tahun yang paling menarik dalam perlombaan menuju bulan, dengan upaya yang lebih canggih dan kolaboratif dari berbagai negara dan perusahaan swasta.

Nadia Permatasari

Nadia Permatasari adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button