Sebuah tim penelitian internasional baru-baru ini berhasil mengeruk dan mengambil sampel inti es sepanjang 2.800 meter dari Antartika, yang diperkirakan berusia hingga 1,2 juta tahun. Sampel tersebut diambil dari Little Dome C, salah satu lokasi ekstrem di planet ini yang terletak 34 kilometer dari stasiun penelitian Italia-Prancis, Concordia. Carlo Barbante, koordinator proyek Beyond EPICA, menyebut inti es ini sebagai “mesin waktu” yang menyimpan catatan luar biasa tentang iklim Bumi.
Inti es ini sepanjang hampir 25 lapangan sepak bola dan merupakan salah satu yang tertua yang pernah diambil. Setelah pengambilan, inti es tersebut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan disimpan dalam kotak terisolasi untuk analisis lebih lanjut. Menurut Barbante, gelembung udara yang terperangkap dalam inti es memberikan gambaran langsung tentang komposisi atmosfer masa lalu, termasuk konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk memahami sejarah iklim Bumi, tetapi juga untuk memecahkan misteri tentang perubahan pola zaman es yang terjadi satu juta tahun lalu. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara fluktuasi gas rumah kaca dan perubahan suhu global selama ratusan ribu tahun.
Berikut adalah beberapa poin penting dari penelitian ini:
1. Lokasi pengambilan inti es, Little Dome C, menghadapi suhu ekstrem di bawah minus 40 derajat Celsius.
2. Pengambilan inti es melibatkan lebih dari 200 hari kerja di lapangan oleh para ilmuwan dari 12 lembaga penelitian Eropa.
3. Proyek Beyond EPICA bertujuan untuk mengisi celah pengetahuan yang ada mengenai jam waktu iklim yang lebih tua, yang tidak diungkapkan oleh inti es sebelumnya yang diambil selama proyek EPICA (1996-2008).
Dengan keberhasilan pengambilan inti es ini, para ilmuwan berharap dapat menemukan informasi tentang bagaimana Bumi bereaksi terhadap berbagai faktor perubahan iklim di masa lalu, seperti radiasi matahari dan aktivitas vulkanik. Ini akan membantu membentuk pemahaman yang lebih lengkap mengenai perilaku iklim Bumi dan memberikan konteks yang lebih baik mengenai respons planet ini terhadap konsentrasi gas rumah kaca yang berbeda.
Peneliti juga mengantisipasi bahwa analisis lebih lanjut dari inti es ini akan mengungkap siklus glacial 41.000 tahun dan memberikan wawasan tentang transisi iklim Pleistosen Tengah, yang terjadi antara 1,2 juta dan 900.000 tahun lalu. Penelitian ini dapat mengungkap jendela yang lebih luas dalam memahami bagaimana iklim Bumi telah berubah dari waktu ke waktu dan dapat berfungsi sebagai indikator potensi perubahan klimatik di masa depan.