Sains

Guncangan Beruntun di Santorini, Sekolah Ditutup dan Warga Khawatir

Serangkaian gempa bumi yang mengguncang dekat pulau Santorini, Yunani, menyebabkan pihak berwenang menutup sekolah-sekolah, mengirim tim penyelamat dengan anjing pelacak, dan memberikan instruksi kepada penduduk setempat, termasuk permintaan untuk menguras kolam renang mereka. Sejak awal hari Jumat lalu, lebih dari 200 gempa telah melanda wilayah tersebut, membuat warga merasa cemas meskipun para ahli gempa menyatakan bahwa kecenderungan ini tidak terkait langsung dengan aktivitas vulkanik Santorini, yang pernah meletus dengan kekuatan dahsyat dalam sejarah manusia.

Gempa terkuat yang tercatat memiliki magnitudo 4,6 dan terjadi pada pukul 15:55 waktu setempat pada hari Minggu, dengan kedalaman 14 kilometer. Gempa-gempa yang lebih kecil juga terjadi, termasuk beberapa di atas magnitudo 4 dan puluhan dengan magnitudo 3. Meskipun tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa, situasi tersebut tetap memicu rasa khawatir di kalangan penduduk.

Untuk merespons situasi ini, para ahli gempa dan pejabat dari Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil, serta layanan pemadam kebakaran, telah mengadakan pertemuan harian. Pada hari Senin, mereka secara resmi menutup sekolah-sekolah di Santorini dan pulau-pulau terdekat seperti Amorgos, Anafi, dan Ios. Rapat yang digelar di kantor perdana menteri juga melibatkan pimpinan angkatan bersenjata Yunani dan pejabat lainnya untuk membahas langkah-langkah pencegahan yang lebih lanjut.

Sebagai bagian dari tindakan keamanan, pihak berwenang memberikan saran kepada penduduk dan pemilik hotel di Santorini untuk menguras kolam renang mereka. Kekhawatiran bahwa volume air yang besar dapat memperburuk stabilitas bangunan jika gempa yang kuat terjadi menjadi alasan di balik keputusan tersebut. Di samping itu, warga setempat disarankan untuk menghindari acara luar ruangan yang besar dan tetap waspada terhadap kemungkinan tanah longsor, terutama mengingat topografi pulau yang curam.

Para ahli belum dapat memprediksi apakah aktivitas seismik yang sedang terjadi dapat menghasilkan gempa yang lebih kuat, meskipun mereka mencatat bahwa kawasan tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan gempa hingga magnitudo 6. Aktivitas gempa ringan juga telah tercatat di kaldera vulkanik Santorini, yang sebagian besar terletak di bawah laut, sejak September lalu, dengan gempa terkuat berkekuatan 3,8 yang terjadi pada 25 Januari. Sejak saat itu, aktivitas seismik dalam vulkan tersebut dikatakan telah mereda.

Gempa yang pernah terjadi di Santorini juga menyoroti sejarah vulkanik pulau ini yang terkenal. Ledakan vulkanik sekitar tahun 1600 SM di Santorini mengakibatkan kehancuran yang besar, mengubur sebuah kota dan menyebabkan gempa serta banjir yang menyerang pulau Crete dan bahkan hingga Mesir. Para ahli memperkirakan bahwa sekitar 41,3 kilometer kubik batu dicampurkan dan tsunami setinggi 9 meter melanda Crete pada saat itu.

Di tahun 1990-an, vulkan Santorini ditetapkan sebagai salah satu dari 16 gunung berapi di seluruh dunia yang perlu dipantau secara ketat karena pernah meletus secara besar-besaran serta kedekatannya dengan daerah berpenduduk padat. Dengan faktor-faktor ini, situasi di Santorini terus menjadi fokus perhatian, baik dari pihak berwenang maupun warga lokal yang khawatir tentang kemungkinan bencana yang dapat terjadi di masa depan.

Nadia Permatasari adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button