NASA baru-baru ini mengumumkan penemuan luar biasa mengenai sebuah planet baru bernama K2-18 b, yang berukuran lebih besar dari Bumi dan memiliki atmosfer dengan gas yang diduga hanya dapat dihasilkan oleh kehidupan. Penemuan ini menambah daftar panjang pencarian manusia akan kehidupan di luar angkasa, membuka peluang baru untuk memahami eksoplanet dan potensi habitabilitasnya.
K2-18 b, juga dikenal sebagai EPIC 201912552 b, terletak pada jarak 124 tahun cahaya dari Bumi dan mengorbit bintang katai merah K2-18. Dengan radius 2,6 kali lipat dari Bumi dan massa 8,6 kali lebih besar, planet ini termasuk dalam kategori eksoplanet yang disebut "Hycean." Konsep Hycean mengacu pada planet dengan atmosfer kaya hidrogen dan kemungkinan permukaan yang tertutup oleh lautan air.
Penemuan awal K2-18 b dilakukan melalui Teleskop Antariksa Kepler pada tahun 2009, namun observasi lebih mendalam dilakukan oleh Teleskop James Webb, yang memberikan pengetahuan baru tentang atmosfer planet ini. Pada tahun 2023, NASA mengungkapkan bahwa atmosfer K2-18 b mengandung molekul seperti metana dan karbon dioksida. Yang lebih menarik, pengamatan juga menemukan dimetil sulfida (DMS), senyawa yang di Bumi hanya diproduksi oleh organisme hidup, terutama fitoplankton.
Terdapat beberapa poin penting mengenai K2-18 b yang diungkap oleh NASA dan ilmuwan terkait:
- Komposisi Atmosfer: Atmosfer planet ini mengandung metana, karbon dioksida, dan DMS, gas yang menjadi indikator potensi kehidupan.
- Potensi Kehidupan: Meskipun ada indikasi adanya gas yang bisa terkait dengan kehidupan, NASA mencatat bahwa ukuran besar planet ini dapat menghalangi kemampuannya untuk mendukung kehidupan, dengan risiko adanya mantel es bertekanan tinggi atau lautan yang terlalu panas.
- Pendekatan Baru dalam Pencarian Kehidupan: Astronom dari Universitas Cambridge, Nikku Madhusudhan, menggarisbawahi perlunya mengidentifikasi berbagai tipe lingkungan layak huni. Hal ini menunjukkan perubahan dalam cara para ilmuwan memandang pencarian kehidupan di eksoplanet, yang sebelumnya terfokus pada planet berbatu kecil.
Pada tanggal 26 April, Teleskop James Webb melakukan pengamatan mendalam terhadap K2-18 b selama delapan jam, dengan harapan dapat mengonfirmasi keberadaan DMS dalam atmosfer planet tersebut. Jika hasilnya positif, penemuan ini bisa menjadi langkah signifikan dalam usaha manusia mencari kehidupan di luar Bumi.
Penemuan K2-18 b bukan hanya menambah pemahaman kita tentang planet di luar tata surya, tetapi juga berpotensi mengubah persepsi kita tentang kondisi yang dapat mendukung kehidupan, menjadikan pencarian kehidupan di luar Bumi semakin menarik dan relevan di era eksplorasi luar angkasa ini.