Sains

Apakah Kucing Berkomunikasi Lewat Ekornya? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Sebagai hewan peliharaan yang sering dijumpai, kucing memiliki cara komunikasi yang unik dan kompleks. Salah satu elemen yang sering kali dipertanyakan adalah apakah kucing berkomunikasi menggunakan ekornya. Menariknya, para peneliti menyatakan bahwa kucing benar-benar menggunakan ekor sebagai salah satu cara berkomunikasi, tidak hanya untuk menjaga keseimbangan.

Ekor kucing gerakannya sangat variatif, mulai dari bergetar di posisi tegak hingga bergoyang atau ditekan dekat dengan tanah. Peneliti dari Human Animal Interaction Institute dan Irish Veterinary Journal mengemukakan bahwa ekspresi ekor kucing memainkan peran penting dalam segala bentuk komunikasi mereka. Dalam penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa kucing mengandalkan berbagai bagian tubuh, termasuk mata, telinga, dan ekor, untuk menyampaikan emosi mereka.

Fleksibilitas ekor juga menunjukkan bagaimana kucing bisa berkomunikasi secara efektif. Ekor kucing terdiri dari 18 hingga 23 tulang kecil, yang memungkinkan gerakan ke berbagai arah. Ketika kucing merasakan emosi tertentu, otaknya mengirimkan sinyal ke otot-otot di ekor melalui saraf pudendal, yang terhubung ke sistem saraf pusat. Seorang dosen anatomi hewan, Reda Mohamed, menjelaskan bahwa proses komunikasi ini berlangsung sangat cepat, sehingga kucing dapat menggerakkan ekornya dengan ketepatan yang tinggi.

Berikut adalah beberapa gerakan ekor yang sering dilakukan kucing beserta artinya:

  1. Ekor Mengarah ke Atas: Menunjukkan bahwa kucing merasa nyaman dan bersahabat. Kemungkinan ini merupakan hasil dari proses domestikasi, yang berbeda dengan kucing liar yang tidak menunjukkan perilaku ini.

  2. Ekor Mengembang: Tanda bahwa kucing sedang merasa terancam atau menghadapi suatu ancaman. Respons ini mirip dengan reaksi manusia saat merasa takut, di mana otot-otot di pangkal folikel rambut kita berkontraksi.

  3. Ekor ke Bawah: Merupakan tanda bahwa kucing dalam keadaan takut. Kucing yang merasa takut bisa menyimpan ekornya di bawah tubuh atau melilitkannya.

  4. Gerakan Ekor yang Cepat: Kucing yang sedang merasa marah atau terganggu biasanya akan menepuk-nepukkan ekornya ke tanah maupun menggerakkannya dengan cepat dari sisi ke sisi atau ke atas dan ke bawah.

Menarik untuk dicatat bahwa meskipun sinyal "ekor ke atas" sering dianggap universal di antara kucing peliharaan, penelitian menunjukkan bahwa kucing liar mungkin tidak menggunakannya sebagai tanda interaksi sosial yang bersahabat. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku komunikasi pada kucing peliharaan dapat berkembang melalui interaksi dengan manusia dan lingkungan sekitar.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang bagaimana kucing berkomunikasi melalui ekornya dapat membantu pemilik kucing untuk lebih memahami dan menginterpretasi emosi serta kebutuhan kucing mereka. Oleh karena itu, mengenali dan memahami bahasa tubuh kucing, khususnya gerakan ekornya, menjadi langkah penting dalam menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan kucing peliharaannya.

Nadia Permatasari adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button