Seorang futurologis, Dr. Ian Pearson, memprediksi bahwa berhubungan seks dengan robot akan menjadi kondisi yang lebih umum di tahun 2025, terutama di kalangan wanita. Dikenal sebagai penulis dan pakar dalam prediksi tren masa depan, Dr. Pearson mengemukakan pendapat ini dalam makalah yang ditugaskan oleh toko dewasa Bondara berjudul “The Rise of the Robosexuals”.
Dalam laporannya, Dr. Pearson menjelaskan bahwa meskipun banyak orang saat ini merasa ragu atau jijik terhadap ide berhubungan seks dengan robot, sikap tersebut dapat berubah seiring peningkatan kecerdasan buatan (AI) dan interaksi manusia-robot. Ia menegaskan bahwa, “ketika orang mulai terbiasa dan mengembangkan ikatan emosional dengan robot, rasa jijik itu akan perlahan hilang.” Dr. Pearson bahkan berkeyakinan bahwa seks dengan robot bisa lebih umum daripada hubungan seksual antara manusia pada tahun 2050.
Meskipun demikian, prediksi ini tidak lepas dari kritik. Dr. Pearson menggarisbawahi bahwa banyak laporan telah memutarbalikkan pernyataan aslinya, yang menyarankan bahwa walaupun ada antusiasme untuk berhubungan seks dengan robot, hal itu tidak akan mengalahkan seks dengan manusia dalam waktu dekat. Dalam penjelasannya, ia menekankan bahwa “seksi robot mungkin diminati pada tahun 2025, namun pergeseran ini tidak akan sepenuhnya terwujud hingga tahun 2050.”
Prediksi ini telah menimbulkan berbagai reaksi di media sosial. Banyak pengguna Twitter mengejek pernyataan Dr. Pearson, menyebutnya sebagai prediksi fiksi ilmiah yang meleset. Mereka menyoroti bahwa gagasan berhubungan seks dengan robot masih terdengar asing dan kontroversial bagi kebanyakan orang saat ini.
Penting untuk dicatat bahwa Dr. Pearson menegaskan kritiknya terhadap pemahaman media tentang pernyataannya. Ia menyatakan bahwa mayoritas artikel yang mengulas prediksinya telah menyimpulkan kesimpulan yang terlalu sempit atau keliru mengenai pola hubungan ini di masa depan. Hal ini menunjukkan bagaimana ketidakakuratan dalam penyampaian informasi dapat mempengaruhi pandangan publik terhadap topik yang masih baru dan kompleks ini.
Dalam dunia yang terus berkembang dengan teknologi, perdebatan tentang kehadiran robot dalam interaksi seksual menunjukkan bahwa masyarakat masih berkutat dengan etika dan norma yang ada. Meskipun banyak yang skeptis, ada peluang bagi tren ini untuk berkembang seiring dengan penerimaan masyarakat terhadap teknologi dan AI yang semakin maju. Diskusi lebih lanjut diperlukan untuk memahami implikasi sosial dan emosional dari hubungan antara manusia dan robot di masa depan.