TikTok diminta untuk menutup layanan di Amerika Serikat pada 19 Januari 2024, yang membuat gelombang perubahan di dunia media sosial. Di tengah ketidakpastian ini, aplikasi video asal Tiongkok, Xiaohongshu, mengalami lonjakan popularitas yang signifikan di kalangan pengguna AS. Kenaikan ini mencerminkan perubahan preferensi konsumen yang mungkin dipicu oleh pembatasan yang dihadapi TikTok.
Sebuah laporan dari TechCrunch pada 13 Januari 2024 menyebutkan bahwa Xiaohongshu telah melonjak ke posisi pertama dalam kategori aplikasi gratis di App Store Amerika. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga menduduki peringkat teratas di antara semua aplikasi media sosial gratis untuk pengguna iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna beralih ke alternatif baru ketika opsi yang lebih lama dan terkenal mulai terancam.
Musim transisi ini tidak hanya berdampak pada Xiaohongshu. Banyak kreator konten di TikTok berusaha memanfaatkan situasi ini dengan mempromosikan platform baru tersebut kepada pengikutnya. Beberapa pengguna di Amerika bahkan mulai menyebut diri mereka sebagai “pengungsi TikTok,” menggambarkan perasaan mereka mencari platform baru pascakeputusan penutupan layanan tersebut.
Xiaohongshu pertama kali dirilis pada tahun 2013, dengan fokus awal pada belanja online. Namun, seiring berjalannya waktu, aplikasi ini berevolusi menjadi platform media sosial, dengan tampilan yang mirip dengan Pinterest. Dengan sekitar 300 juta pengguna, Xiaohongshu mencatatkan bahwa 79% dari total penggunanya aktif setiap bulan, yang menunjukkan keterlibatan yang tinggi di kalangan komunitasnya.
Kinerja keuangan Xiaohongshu juga menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Bloomberg mencatat bahwa keuntungan perusahaan tersebut mencapai sekitar US$ 1 miliar pada tahun lalu. Valuasi pasar Xiaohongshu diperkirakan mencapai US$ 17 miliar setelah penjualan saham sekunder yang direncanakan pada tahun 2024. Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan finansial besar yang diterima dari berbagai investor terkemuka, termasuk Tencent, Alibaba, ZhenFund, dan Sequoia China.
Dengan demikian, situasi yang dihadapi TikTok tidak hanya memberikan tantangan bagi perusahaan tersebut, tetapi juga membuka peluang baru bagi aplikasi lain seperti Xiaohongshu untuk berkembang. Begitu banyak pengguna yang mencari alternatif, dapat menyebabkan pergeseran besar dalam lanskap media sosial yang saat ini didominasi oleh beberapa player utama.
Tim pengembang Xiaohongshu kini memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kehadiran mereka di pasar luar negeri, khususnya di Amerika Serikat. Dalam upaya mereka untuk menarik lebih banyak pengguna, mereka berfokus pada fitur interaktif dan konten yang sangat visual, menjadikannya kompetitor yang layak bagi aplikasi lain di sektor ini.
Situasi ini menunjukkan bahwa di dunia teknologi dan media sosial yang cepat berubah, peluang baru selalu muncul meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh pemain-pemain lama. Dengan penutupan TikTok yang semakin mendekat, Xiaohongshu siap untuk memanfaatkan kekosongan yang ditinggalkan dan mengukuhkan posisi mereka dalam ekosistem media sosial global. Di tengah ketidakpastian ini, pengguna di seluruh dunia akan mengamati bagaimana dinamika ini akan mempengaruhi perilaku dan preferensi mereka terhadap platform digital.