Keluarga IAR, seorang korban penembakan di Rest Area KM 45 Jalan Tol Tangerang-Merak, menyampaikan bahwa sebelum kejadian tragis menimpa mereka, korban sempat meminta pendampingan dari pihak kepolisian. Sayangnya, permohonan tersebut ditolak oleh anggota Polsek Cinangka, Polres Cilegon, Polda Banten. Insiden ini menyoroti kekhawatiran akan keselamatan masyarakat di jalan raya dan respons kepolisian terhadap situasi genting.
Menurut keterangan Rizky Agam, anak dari IAR, permohonan bantuan pendampingan dilakukan setelah mereka menyadari bahwa terduga pelaku telah mengeluarkan senjata api saat mencoba mengambil mobil milik korban. “Kami tidak berani mengambil tindakan langsung karena adanya senjata api,” ungkap Rizky di RSUD Balaraja.
Kronologi kejadian berawal ketika mobil Honda Brio milik IAR yang dipinjam oleh terduga pelaku tidak dapat ditemukan, dan keluarga korban menemukan mobil tersebut berada di Saketi, Pandeglang. Meskipun mobil tersebut sudah berpindah tangan, upaya penjemputan menjadi berbahaya setelah pelaku menunjukkan senjata api.
Rizky menjelaskan lebih lanjut bahwa sementara mereka melakukan pengejaran, dua mobil terlihat ikut membuntuti. “Satu mobil yang kami duga sebagai pengawal mobil terduga pelaku,” tuturnya. Selama perjalanan, mereka berusaha menghentikan kendaraan pelaku, namun tindakan itu terhalang oleh ancaman senjata api yang ditunjukkan oleh pelaku.
Setelah pertemuan dengan pihak Polsek Cinangka, keluarga IAR merasa kecewa karena mereka tidak mendapatkan dukungan yang diharapkan. “Kami meminta pendampingan, tetapi mereka berkata harus meminta izin yang nyatanya ditolak,” keluh Rizky. Akibat dari situasi ini, IAR yang berusia 48 tahun akhirnya meninggal dunia setelah penembakan, sementara satu korban lainnya, RAB (60), terluka dan kini dalam perawatan intensif.
Pihak kepolisian masih menjalankan penyelidikan lebih lanjut mengenai insiden ini. Kasi Humas Polresta Tangerang, Ipda Purbawa, mengungkapkan bahwa mereka saat ini memfokuskan pada pengumpulan barang bukti dan mencari tahu hubungan antara kedua korban dengan pelaku. “Kami akan menindaklanjuti peristiwa ini,” ujarnya.
Peristiwa ini tidak hanya mengungkap situasi berbahaya di jalan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapan aparat penegak hukum dalam merespons situasi darurat yang dihadapi masyarakat. Keselamatan di jalan raya menjadi perhatian utama pasca kejadian yang merenggut nyawa ini.