
Pemerintah Indonesia saat ini sedang giat melakukan transisi dari kartu SIM fisik menuju teknologi embedded subscriber identity module (eSIM). Langkah ini diambil untuk meningkatkan keamanan data dan efisiensi komunikasi digital. Namun, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang menjalani perubahan ini. Faktanya, teknologi eSIM telah diadopsi oleh banyak negara di seluruh dunia, sebuah tren yang menunjukkan betapa pentingnya shift ini dalam transformasi digital global.
Indonesia sendiri mulai mengeksplorasi eSIM, meskipun teknologi ini sudah ada sejak diperkenalkan oleh Global System for Mobile Communications Association (GSMA) pada tahun 2016. Penerapan perdana secara komersial dilakukan oleh Deutsche Telekom di Jerman pada 2017. Sejak itu, berbagai negara lainnya telah mengikuti jejaknya, disertai dengan kebutuhan masyarakat akan efisiensi digital yang kian meningkat serta kesadaran akan pentingnya perlindungan data.
Beberapa sebab yang mendorong peralihan ke eSIM antara lain potensi untuk mengurangi risiko kebocoran data. Dengan eSIM, pengguna tidak perlu lagi menggunakan kartu fisik yang bisa hilang atau dicuri, sehingga identitas dan data pribadi menjadi lebih aman. Singkatnya, teknologi ini menawarkan solusi modern di era digital.
Saat ini, terdapat 36 negara yang telah beralih dan mendukung penggunaan eSIM. Berikut adalah daftar negara-negara yang sudah mengadopsi teknologi ini:
1. Amerika Serikat
2. Kanada
3. Belanda
4. Norwegia
5. Prancis
6. Yunani
7. Irlandia
8. Italia
9. Polandia
10. Portugal
11. Austria
12. Belgia
13. Ceko
14. Denmark
15. Bahrain
16. Hong Kong
17. Singapura
18. Jepang
19. Kuwait
20. Malaysia
21. Oman
22. Arab Saudi
23. Qatar
24. Thailand
25. Korea Selatan
26. Turki
27. Uni Emirat Arab
28. Sri Lanka
29. Afrika Selatan
30. Maroko
31. Nigeria
32. Senegal
33. Brasil
34. Meksiko
35. Australia
36. Selandia Baru
Terdapat peningkatan yang signifikan dalam jumlah negara yang mulai menerima dan menerapkan eSIM. Diperkirakan, hingga tahun 2024-2025, lebih dari 190 negara akan mendukung teknologi ini. Dengan pertumbuhan yang pesat, eSIM bukan hanya menjadi bagian dari inovasi komunikasi, tetapi juga merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan data dan identitas.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi canggih seperti eSIM bukan hanya tren sementara. Di berbagai belahan dunia, banyak negara merasakan manfaat dari penggunaan eSIM untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen. Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk mempercepat migrasi ini agar masyarakat juga bisa merasakan keuntungan dari teknologi yang aman dan efisien ini.
Dalam beberapa tahun ke depan, bisa dipastikan bahwa peralihan ke eSIM akan semakin mendalam. Transformasi digital ini tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi juga membuka jalan bagi inovasi dan solusi baru yang lebih aman di dunia maya. Indonesia harus mengambil langkah tepat agar tidak tertinggal dalam geliat transformasi digital yang sedang berlangsung di banyak negara.