Read

Sinopsis Film Ketindihan: Teror Jin yang Menghantui Saat Tidur

Film “Ketindihan” menjadi sorotan terbaru di dunia perfilman horor Indonesia, membawa penonton pada petualangan menegangkan yang menggabungkan mitos tradisional dengan masalah psikologis modern. Diperankan oleh Haico Van Der Veken, Kevin Ardilova, dan beberapa nama terkenal lainnya, film ini tak hanya menawarkan teror gaib, tetapi juga sebuah narasi emosional yang mendalam.

Cerita berpusat pada Tania, seorang atlet tenis muda yang diperankan oleh Haico Van Der Veken. Tania terjebak dalam tekanan untuk mencapai kesuksesan di dunia olahraga, memenuhi ambisi ayahnya, Beni, yang diperankan oleh Donny Damara. Dalam kesehariannya, Tania juga terlibat dalam hubungan toksik dengan pacarnya, Coki, yang diperankan oleh Kevin Ardilova. Situasi ini menambah beban emosional yang harus Tania hadapi, membuatnya semakin terisolasi dan merasa terjepit antara harapan dan kenyataan.

Plot dimulai ketika Tania dan teman-temannya melakukan ritual untuk memanggil jin Beuno, makhluk dari mitos Aceh yang terkenal mengganggu manusia saat tidur. Ritual yang awalnya dianggap remeh ini mengubah hidup Tania menjadi mimpi buruk ketika ia mulai mengalami ketindihan. Dalam kondisi ini, ia merasakan ketidakmampuan untuk bergerak atau bernapas, disertai dengan perasaan teror dari entitas gaib yang mengintainya.

Fenomena ketindihan yang dialami Tania bukanlah pengalaman biasa; setiap terbangun dari ketindihan membuatnya merasa semakin dikejar oleh kehadiran jin Beuno. Peristiwa ini tidak hanya menguras tenaga fisiknya, tetapi juga mulai mengganggu hidup sosial dan pribadinya, serta menimbulkan ancaman bagi orang-orang terdekatnya. Keluarga dan teman-teman Tania pun menjadi target teror yang semakin brutal dari jin yang ia panggil.

Tania sebagai karakter sentral mengalami perjuangan yang kompleks. Ia berhadapan tidak hanya dengan ancaman luar dari jin Beuno, tetapi juga dengan berbagai konflik internal yang berakar dari harapan dan kenyataan hidupnya. Hubungan buruk dengan Coki semakin memperburuk situasi, menciptakan lingkungan yang tidak hanya penuh ketegangan fisik tetapi juga emosional.

Film ini tidak hanya menyentuh aspek horor dengan nuansa budaya lokal yang otentik, tetapi juga mempertanyakan tekanan psikologis yang dihadapi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Visual yang menakutkan dan musik latar yang menyentuh semakin menambah atmosfer mencekam, membawa penonton merasakan ketegangan yang mengintai dalam setiap adegan.

Melalui “Ketindihan,” penonton diajak untuk mencermati pesan mendalam mengenai pentingnya menghadapi ketakutan, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri. Tania tidak hanya berjuang melawan jin Beuno, tetapi juga melawan ekspektasi dari orang-orang di sekitarnya.

Film yang resmi tayang pada 9 Januari 2025 ini, dalam durasi 96 menit, berhasil menghadirkan pengalaman mencekam sekaligus reflektif. “Ketindihan” tidak hanya menjadi sorotan bagi penggemar film horor, tetapi juga bagi mereka yang tertarik pada tema psikologis yang dalam dengan nuansa budaya lokal yang kaya. Dengan pemeran utama yang kuat dan alur cerita yang menantang, “Ketindihan” hadir sebagai tontonan wajib yang mampu memikat perhatian banyak penonton.

Bagas Saputra

Bagas Saputra adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button