Singapura telah memperkenalkan kebijakan baru yang lebih ketat untuk mengatur penggunaan perangkat layar di kalangan anak-anak di sekolah dan prasekolah. Inisiatif ini diluncurkan sebagai bagian dari program kesehatan multi-kementerian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak. Mulai 1 Februari 2024, peraturan baru akan diberlakukan, melarang penggunaan telepon genggam bagi anak-anak di bawah usia 18 bulan, sementara bagi anak berusia 18 bulan hingga enam tahun, penggunaannya dibatasi untuk tujuan pembelajaran dan pengajaran.
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Sosial dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk merespons kekhawatiran tentang dampak negatif penggunaan layar yang berlebihan pada perkembangan anak. Para pendidik akan diinstruksikan untuk menciptakan ‘pengalaman yang bermakna’ di dalam kelas yang menekankan interaksi langsung dan aktivitas fisik, dibandingkan dengan waktu menonton layar yang tidak aktif.
Di tingkat sekolah dasar dan menengah, kebijakan serupa sudah diterapkan. Para siswa diwajibkan untuk menyimpan ponsel mereka di area yang telah ditentukan selama waktu belajar, dengan pembatasan penggunaan perangkat pada waktu-waktu tertentu, seperti saat istirahat atau setelah sekolah. Rekomendasi terbaru dari Kementerian Kesehatan juga menggarisbawahi pentingnya membatasi waktu menonton layar. Mereka merekomendasikan agar anak-anak berusia tiga hingga enam tahun hanya menonton layar selama kurang dari satu jam per hari, dan anak-anak berusia tujuh hingga 12 tahun sebaiknya membatasi waktu tersebut hingga kurang dari dua jam, tidak termasuk waktu yang dihabiskan untuk tugas sekolah.
Langkah ini merupakan bagian dari program ‘Grow Well SG’, yang merupakan strategi kesehatan nasional baru yang dijalankan oleh tiga kementerian tersebut. Program ini bertujuan untuk memperbaiki gaya hidup sehat anak dengan fokus pada beberapa aspek kunci, termasuk:
- Gizi yang lebih baik: Membimbing anak-anak untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
- Kebiasaan tidur yang baik: Mengajarkan pentingnya tidur berkualitas bagi perkembangan anak.
- Pengalaman belajar yang produktif: Mendorong pengalaman edukasi yang interaktif dan bermakna.
- Aktivitas fisik yang cukup: Mengingatkan pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan anak.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan layar yang berlebihan dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan kognitif, keterampilan berbahasa, kesejahteraan mental, dan kesehatan fisik anak. Meskipun secara umum anak-anak di Singapura berada dalam kondisi sehat, kekhawatiran terhadap gaya hidup yang tidak aktif dan penggunaan layar dalam jangka waktu panjang menimbulkan risiko serius bagi perkembangan mereka.
Inisiatif ini saat ini hanya difokuskan pada anak-anak berusia 12 tahun ke bawah, namun ada rencana untuk memperluas program ini ke kelompok usia yang lebih tua di masa mendatang. Ini menunjukkan komitmen pemerintah Singapura untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat tumbuh dengan sehat, aktif, dan seimbang, sehingga dapat memanfaatkan potensi mereka secara maksimal di era digital yang semakin berkembang.