Ramai Berita Fraud, Karyawan eFishery Takut Dicoret Daftar Hitam

Dalam beberapa minggu terakhir, berita tentang dugaan tindak kecurangan atau fraud di lingkungan startup perikanan, eFishery, telah menyebar dengan cepat dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan. Mereka khawatir bahwa reputasi mereka akan tercoreng dan mungkin akan masuk dalam daftar hitam di perusahaan startup lainnya. Kasus ini melibatkan dugaan pemalsuan laporan keuangan oleh CEO eFishery, yang diduga memanipulasi data keuangan dengan cara menggelembungkan pendapatan dan mengubah kerugian menjadi keuntungan.

Risyad, seorang karyawan eFishery sekaligus perwakilan dari Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara (SPMTN), mengungkapkan bahwa kekhawatiran tak beralasan ini mencerminkan realitas yang saat ini dihadapi banyak rekan kerjanya. Menurut keterangan yang didapat, telah terjadi penundaan yang signifikan dalam proses lamaran kerja di perusahaan lain. Banyak karyawan yang sudah mencapai tahap seleksi berjalan, namun tiba-tiba menerima kabar bahwasanya proses lamaran mereka dihentikan tanpa penjelasan yang jelas. Ada pula yang melaporkan bahwa lamaran mereka yang baru saja dikirim telah langsung di-“freeze”.

Sejak berita kecurangan ini mencuat, manajemen perusahaan tidak hanya menghentikan operasional secara mendadak, namun juga menunda sejumlah proyek yang sedang berlangsung tanpa pemberitahuan yang memadai. Hal ini menyebabkan para karyawan merasa tertekan dan meragukan kemampuan mereka sendiri. “Banyak teman yang kena mental. Mereka jadi rendah diri, padahal selama ini mereka sudah bekerja dengan baik,” ungkap Risyad.

Untuk membantu satu sama lain di tengah ketidakpastian ini, beberapa karyawan berinisiatif memberikan pelatihan pembuatan CV dan simulasi wawancara. Namun, banyak dari mereka juga mempertimbangkan untuk bertahan di eFishery, meskipun ada kabar yang menyebutkan rencana likuidasi atau PHK massal akan dilakukan dalam waktu dekat. Risyad menilai bahwa keputusan tersebut terlalu tergesa-gesa mengingat eFishery masih memiliki potensi yang baik dalam bisnis perikanan.

Karyawan eFishery berharap adanya transparansi dan upaya strategis dari manajemen untuk menjaga operasional perusahaan. Sebagai bentuk protes dan untuk menuntut penjelasan, para karyawan telah menggelar aksi di kantor pusat di Bandung. Mereka mengajukan beberapa poin penting untuk dibahas dengan manajemen, antara lain:

1. Penjelasan mengenai dugaan fraud yang melibatkan pejabat tinggi eFishery serta langkah yang akan diambil oleh perusahaan.
2. Informasi mengenai berapa lama operasional perusahaan akan dibekukan atau kapan akan dilanjutkan.
3. Klarifikasi mengenai rumor pemutusan hubungan kerja atau PHK massal serta potensi penutupan perusahaan.
4. Penyampaian hasil diskusi secara formal kepada manajemen eFishery.

Serikat pekerja SPMTN menyampaikan keprihatinan tentang rencana PHK massal, yang mereka duga sebagai strategi untuk menghindari kewajiban pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan. Mereka mendesak perusahaan untuk membatalkan rencana tersebut dan merevisi lini bisnis yang ada agar dapat tetap bertahan di pasar.

Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, karyawan eFishery merasa bahwa tantangan yang mereka hadapi bukan hanya berasal dari masalah internal perusahaan, tetapi juga dari reputasi yang mungkin akan membekas di masyarakat dan industri startup yang lebih luas.

Exit mobile version