Apple baru-baru ini mengumumkan rencana investasi sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun untuk mendukung pembangunan pabrik komponen AirTag di Batam, Indonesia. Langkah ini menandai perbedaan mencolok dengan model operasi pabrik yang diterapkan oleh Huawei dan Samsung di Indonesia.
Huawei, misalnya, menggunakan pabrik milik PT Sat Nusapersada Tbk, yang beroperasi sebagai perusahaan Electronic Manufacturing Services (EMS) di Batam, dengan luas 33 ribu meter persegi. Pabrik ini difokuskan pada perakitan dan penggabungan berbagai komponen menjadi produk jadi. Saat ini, Sat Nusapersada juga melayani klien lainnya seperti Sony dan Panasonic, dengan total 11 pabrik yang beroperasi di Pulau Batam.
Di sisi lain, Samsung mengelola pabrik di Kawasan Industri East Jakarta Industrial Park (EJIP), yang dibangun di atas lahan seluas 6.000 meter persegi. Fasilitas ini memulai proses perakitan produk dalam bentuk Semi Knock Down (SKD), yang kemudian diikuti dengan Completely Knock Down (CKD) dan Surface Mount Technology (SMT). Samsung memiliki beragam pusat manufaktur di berbagai negara, termasuk Korea Selatan dan Cina, guna memproduksi ponsel serta komponen elektronik.
Berbeda dengan pendekatan Huawei dan Samsung, Apple memilih untuk tidak mendirikan pabrik secara langsung, melainkan bekerja sama dengan vendor seperti Luxshare-ICT. Luxshare, yang pernah memproduksi aksesori untuk produk Apple seperti Apple Watch dan AirPods, akan fokus pada produksi komponen AirTag. Meskipun pabrik ini dibangun dengan dukungan investasi dari Apple, pemerintah setempat mencatat bahwa ada batasan terkait penjualan produk iPhone 16 yang masih ilegal di pasar domestik, karena pabrik tersebut hanya akan memproduksi komponen, bukan perangkat utuh.
Untuk memahami lebih lanjut tentang perbedaan antara ketiga perusahaan ini, berikut adalah beberapa poin kunci:
Model Operasi: Huawei dan Samsung memiliki pabrik sendiri yang terintegrasi, sedangkan Apple lebih banyak mengandalkan vendor untuk produksi.
Jenis Produksi: Huawei dan Samsung terlibat dalam berbagai tahap produksi dari pembuatan hingga perakitan, sementara Apple berfokus pada komponen spesifik yang dibuat oleh pihak ketiga.
Investasi dan Saham: Apple memiliki saham di Luxshare, vendor yang terlibat dalam pembangunan pabrik, tetapi tidak langsung memiliki atau mengoperasikan pabrik tersebut, berbeda dengan Huawei dan Samsung yang menjalankan operasi secara lebih mandiri.
- Ekspektasi Pasar: Namun, meski pabrik Apple akan mendukung pengembangan produk baru, ada tantangan terkait kepatuhan hukum di Indonesia, terutama dalam aspek penjualan perangkat yang belum sesuai regulasi.
Maka, meskipun Apple menambah investasi di Indonesia, metode dan strategi mereka dalam membangun pabrik di Batam berbeda secara signifikan dibandingkan dengan pendekatan yang telah diterapkan oleh Huawei dan Samsung dalam operasi manufaktur mereka di tanah air.